Bagikan:

"Saya manusia, politisi adalah manusia. Kami memberikan semua yang kami bisa selama kami bisa. Dan kemudian tiba saatnya. Dan bagi saya, ini saatnya,"

JAKARTA - Itu adalah salah satu isi pidato pengunduran diri Jacinda Ardern sebagai PM Selandia Baru. Sebuah pidato emosional yang menandakan akhir dari lima setengah tahun masa jabatannya.

Sangat jarang bagi seorang politisi untuk mau mengakui kepada publik kalau mereka lelah. Dengan segala pekerjaan dan tekanan yang tak kenal libur, cepat atau lambat, dapat berdampak buruk.

BBC mengulas bagaimana sebenarnya keluhan dari para pemimpin dunia di balik banyak keistimewaan yang mereka miliki. Mereka harus menghadapi perjalanan --tidak jarang begitu panjang-- yang terus-menerus, jam kerja yang panjang, dan cuma sedikit waktu untuk bersantai.

Mantan Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark memahami lebih dari kebanyakan tekanan untuk memiliki jabatan tertinggi di suatu negara.

Helen Clark mengenang ketika dia bekerja tanpa ingat waktu sebagai perdana menteri selama sembilan tahun, dari 1999 hingga 2008.

Berdomisili di Auckland, Clark terus-menerus melakukan perjalanan ke dan dari ibu kota Wellington - satu jam penerbangan jauhnya.

"Itu sering melibatkan penerbangan jam tujuh pagi, jadi Anda mungkin bangun jam lima dan kemudian tidur setelah tengah malam," katanya seperti dikutip dari BBC, Sabtu 21 Januari.

"Pada malam Anda tinggal di Wellington, Anda mungkin masih akan bangun saat fajar dan kemudian mungkin bekerja sampai larut malam."

Bagi Clark, Ardern punya program yang sangat detail dan ditambah tekanan ekstra untuk bisa menyeimbangkan keluarga dan karier.

"Saya tidak memiliki tekanan khusus itu. Saya berada dalam posisi untuk berpikiran tunggal tentang pekerjaan itu," katan Clark coba membuat perbedaan dengan Ardern.

Dalam pengumumannya, Ardern bilang suami dan putrinya - yang dia lahirkan saat menjabat - telah banyak berkorban.

Ardern mengatakan telah melakukan perenungan selama liburan musim panas, apakah dirinya memiliki energi untuk melanjutkan peran tersebut. Dan, ia menyimpulkan tidak bisa lagi melakukannya.

Ardern menjadi kepala pemerintahan wanita termuda di dunia ketika dia terpilih sebagai perdana menteri pada tahun 2017 di usia 37 tahun.

Belum jelas siapa yang akan menggantikannya. Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Grant Robertson yang dianggap calon terkuat untuk menggantikan Ardern mengatakan, dia tidak akan mencari posisi tersebut.