PM Ardern: Selandia Baru Mungkin Jadi Republik, Tapi Tidak Dalam Waktu Dekat
PM Selandia Baru Jacinda Ardern. (Wikimedia Commons/Nevada Halbert)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Jacinda Ardern menyebut Selandia Baru tidak akan secara aktif mengambil tindakan apa pun, untuk menjadi republik dalam waktu dekat setelah wafatnya Ratu Elizabeth II.

Meski demikian, PM Ardern mengatakan dia percaya Selandia Baru pada akhirnya mengarah ke sana dan menjadi satu.

"Saya tidak pernah merasakan urgensinya. Ada begitu banyak tantangan yang kita hadapi. Ini adalah debat besar dan signifikan," kata PM Ardern kepada wartawan, ketika ditanya apakah perubahan Raja Inggris akan memicu pembicaraan republikanisme di negara itu, melansir Reuters 13 September.

"Jangan berpikir itu akan atau harus terjadi dengan cepat," sambung PM Ardern.

Selandia Baru adalah salah satu dari 15 wilayah yang menjadikan Raja Inggris sebagai kepala negara, termasuk Australia dan Kanada, meskipun perannya sebagian besar seremonial.

Tetapi, telah terjadi perdebatan selama beberapa waktu tentang apakah negara Pasifik itu harus menjadi republik, dengan warga negara sebagai kepala negara.

"Saya percaya ke sanalah Selandia Baru akan menuju tepat waktu. Saya percaya itu mungkin terjadi dalam hidup saya, tetapi saya tidak melihatnya sebagai tindakan jangka pendek atau apa pun yang ada dalam agenda dalam waktu dekat," tukas PM Ardern.

Selandia Baru akan menandai meninggalnya Ratu Elizabeth dengan upacara peringatan kenegaraan dan satu hari libur umum pada 26 September, ujar PM Ardern.

PM Ardern akan mewakili Selandia Baru, bersama Gubernur Jenderal, di pemakaman Ratu, dan akan berangkat ke London pada Rabu besok.

Terpisah, wafatnya Ratu juga telah menghidupkan kembali perdebatan tentang masa depan monarki di seberang Laut Tasman, di Australia.

Perdana Menteri Anthony Albanese, yang sebelumnya telah menyuarakan dukungan untuk sebuah republik, mengatakan pemerintah Partai Buruhnya tidak akan mengupayakan referendum dalam masa jabatan pertamanya.