Baru Terbangun 13 Kilometer, Pemprov DKI Targetkan Kelanjutan Tanggul Pantai Hingga 2025
Ilustrasi pembangunan tanggul laut di Kawasan Muara Baru, Jakarta Utara. (Antara-Galih Pradipta).

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Sumber Daya Air Yusmada Faizal menyebut saat ini progres pembangunan tanggul pantai pesisir Jakarta dalam proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) baru mencapai 13 kllometer.

Sementara, pengerjaan tanggul yang dilakukan bersama antara Pemprov DKI dan pemerintah pusat diprioritaskan terbangun sepanjang 46 kilometer.

"Kan yang kritis itu ada, awalnya 46 kilometer ya yang kritis itu sudah dilaksanakan 13 kilometer, tinggal 33 kilometer,” kata Yusmada di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 3 Januari.

Yusmada menguraikan, sisa pengerjaan 33 kilometer tanggul yang berfungsi untuk mengendalikan banjir rob di pesisir Jakarta akan dilanjutkan, dengan rincian 11 kilometer pengerjaannya oleh Pemprov DKI, 11 kilometer PT Pelindo II atau KSOP Sunda Kelapa, dan 11 kilometer oleh Kementerian PUPR.

Dari 11 kilometer yang ditangani Pemprov itu, terbagi dalam empat kluster. Pertama, Muara Angke sepanjang 3,4 kilometer, Pantai Mutiara sepanjang 1,05 kilometer, Sunda Kelapa sepanjang 2 kilometer dan Kali Blencong sepanjang 1,7 kilometer.

Sementara wilayah yang menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR adalah Pantai Kamal-Dadap, Cengkareng Drain, Muara Baru, Ancol Hilir, dan Kalibaru.

Yusmada menargetkan pengerjaan tanggul pantai yang menjadi tugas Pemprov DKI diselesaikan dalam waktu tiga tahun. ”Ini akan dilaksanakan di multiyears tiga tahun sampai 2023-2025,” ujar Yusmada.

Secara keseluruhan, poyek NCICD terbagi dalam tiga fase, yakni fase A, B, dan C. Fase A mencakup pembangunan tanggul pantai, sementara fase B dan C mencakup pembangunan tanggul laut atau yang dinamakan dengan Giant Sea Wall.

Pengerjaan tanggul pantai saat ini sudah mulai dilakukan. Sementara terhadap Giant Sea Wall, dalam rapat pimpinan (rapim) Pemprov DKI hari ini, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menginstruksikan jajarannya untuk mematangkan konsep pembangunan.

"Giant Sea Wall dalam perjalanan sejara dari 2007 lalu ada perubahan-perubahan sampai 2020. Nah, dari 2020 kita tajamkan lagi konsepnya seperti apa," tutur Heru

Pematangan konsep Giant Sea Wall yang disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI ditargetkan akan selesai dalam tiga bulan mendatang.

Setelah konsep dimatangkan, Heru akan menyerahkannya kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sebelum akhirnya dilakukan pengerjaan secara bersama antara Pemprov DKI dan pemerintah pusat.

"Konsep itu kita serahkan kepada Bappenas supaya bisa sinergi terkait dengan pembiayaan itu juga akan dibahas. Konsep perencanaannya memang harus segera karena setelah ini ke Bappenas akan dilakukan diskusi dengan para kementerian terkait. Kira-kira kapan? Ya, mungkin dua-tiga bulan konsep ini selesai," urai Heru.