JAKARTA - Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air Ika Agustin Ningrum mengungkap sejumlah faktor yang menyebabkan progres pembangunan tanggul pantai dalam proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) molor dari target awal.
Sebelumnya, tanggul pantai sepanjang 39 kilometer ditargetkan selesai dibangun pada tahun 2028. Kini, target tersebut mundur menjadi tahun 2030.
Faktor penghambat pertama adalah kendala pengadaan barang dan jasa terkait proyek pembangunan. Kedua, pemerintah membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan desain pembangunan tanggul juga mengakomodasi kebutuhan para nelayan dalam menambatkan kapalnya.
"Kami tetap harus mengkoordinasikan kaitannya dengan nelayan yang ada di pesisir pantai. Jadi, kami harap pembangunan infrastruktur itu tetap mengakomodir kaitannya dengan kebutuhan para nelayan di pesisir pantai," tutur Ika di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 17 Desember.
Pemprov DKI, lanjut Ika, harus bisa memastikan tambatan kapal di area tanggul tidak menghalangi alur pelayaran. Selain itu, perlu ada koordinasi dengan nelayan terkait penyediaan area penempatan ikan hasil tangkapan.
"Sehingga kita perlu waktu untuk mengkoordinasikan itu semua, sehingga targetnya agak sedikit mundur sampai tahun 2030," tutur Ika.
Proyek tanggul pantai dibangun dengan pembagian tugas antara pemerintah pusat dan Pemprov DKI. Pemerintah pusat lewat Kementerian Pekerjaan Umum telah membangun tanggul sepanjang 14,7 kilometer, sementara Pemprov DKI sepanjang 8,2 kilometer.
BACA JUGA:
Masih ada 16 kilometer tanggul yang belum terbangun, dengan rincian 3,3 kilometer oleh Kementerian PU dan 12,8 kilometer oleh Pemprov DKI. Ika menyebut pembangunan tengah berlanjut sepanjang 4 kilometer.
"Terkait dengan 4 kilometer yang saat ini sedang dikerjakan oleh dinas SDA, yang pertama ada di Pantai Mutiara, kemudian di Asahimas, dan di Blencong. Karena rob, memang pengecoran agak sedikit terhambat. Paling tidak kami upayakan Februari atau Maret sudah selesai," jelasnya.
Ika mengakui belum selesainya pembangunan tanggul pantai menjadi salah satu faktor Jakarta terus dilanda banjir pesisir atau rob setiap kali air laut pasang. Untuk itu, Pemprov DKI juga membangun tanggul mitigasi agar dampak banjir rob bisa ditekan.
"Jadi nanti triwulan pertama 2025, kita sekarang sedang lelang percepatan di daerah Muara Angke, kemudian di daerah Pantai Mutiara kita lanjutkan, dan selanjutnya di daerah Blencong," urai Ika.
"Kaitannya dengan Kali Ancol dan RE Matadinata, itu juga akan dilakukan mitigasi, tanggul mitigasi, jadi kebocorannya akan segera kita tutup. Termasuk dengan kawasan Muara Baru akan dilaksanakan tahun 2025," tambahnya.