Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri China mengatakan persyaratan dan pembatasan perjalanan terhadap pelancong dari China harus berdasarkan sains.

"China meyakini bahwa langkah semua negara terhadap COVID-19 harus ilmiah dan adil,” kata Juru Bicara Kemlu China Wang Wenbin dalam konferensi pers dilansir ANTARA, Kamis, 29 Desember.

China menghadapi lonjakan infeksi yang signifikan setelah menghapus kebijakan nol COVID yang ketat bulan ini, menyusul kerusuhan dan protes yang belum pernah terjadi sebelumnya di beberapa bagian negara itu.

Ledakan infeksi COVID-19 telah mendorong sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Italia untuk memberlakukan persyaratan baru bagi orang-orang yang datang dari China, termasuk hasil tes negatif COVID-19.Langkah-langkah tersebut berbeda dengan keputusan Beijing untuk membatalkan karantina wajib bagi semua pengunjung mulai 8 Januari 2023.

“Langkah-langkah saat ini mencegah perjalanan normal di antara orang-orang dan kami berharap semua negara akan mendasarkan keputusan mereka pada sains dan akan memastikan rantai pasokan global yang stabil dan pemulihan ekonomi,” kata Wang, menurut harian China Global Times.

Kemlu sebelumnya mengatakan fokus China dalam tanggapan COVID-19 telah bergeser dari pencegahan infeksi menjadi perlindungan kesehatan dan pencegahan penyakit parah.

Komisi Kesehatan Nasional juga telah mengumumkan tidak akan lagi merilis angka harian infeksi, yang akan dicatat setiap bulan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.