Bagikan:

JAKARTA - Charta Politika Indonesia merilis survei terkait calon presiden (Capres) 2024. Hasilnya, pemilih PDIP, Golkar, dan PPP dominan mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai presiden.

Sebanyak 68,3 persen pemilih PDIP mendukung Ganjar. Disusul pemilih Golkar 37,3 persen, dan pemilih PPP 27,8 persen juga mendukung mantan anggota DPR itu.

Pendiri lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, menilai hasil survei tidak bisa menjadi penentu dalam pencalonan Ganjar Pranowo oleh PDIP. Begitu pun sikap Golkar dan PPP juga tidak akan jauh berbeda.

"Belum tentu (langsung pilih Ganjar). Selama ini Ibu Mega kalau mendukung calon tidak pernah berdasarkan hasil survei, tapi berdasarkan keinginan atau penilaian ideologi," ujar Hendri di Jakarta, Rabu, 28 Desember.

Hendri lantas menyoroti Partai Golkar yang sudah mencalonkan Ketua Umum (Ketum) Airlangga Hartarto dalam Pemilu 2024. Sebagai Ketum, Hendri menilai, Airlangga bisa mengambil keputusan terkait posisi Capres 2024 di Golkar.

"Golkar kan inginnya Ketum yang maju Airlangga Hartarto. Karena dia Ketum, dia bisa memutuskan. Apakah akan dikasih ke Ganjar Pranowo? Ya saya tidak tahu," kata pengamat politik dari Universitas Pramadina itu.

Menurutnya, sejauh ini Partai Golkar solid dalam mendukung Airlangga Hartarto sebagai capres. Di sisi lain, jika partai berlambang beringin itu mencalonkan Ganjar, maka akan berhadapan dengan PDIP

"(Golkar) solid kok. Jadi, kecil kemungkinan Golkar akan mencalonkan Ganjar. Dan, ketika Golkar jadi mengajukan Ganjar dalam Pilpres 2024, maka akan berhadapan dengan PDIP," ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Hensat itu mengatakan, jika Golkar memaksa untuk menarik Ganjar menjadi capres yang diusungnya, maka Airlangga akan berhadapan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebab, Ganjar merupakan kader PDIP.

"Kalau Airlangga kasih ke Ganjar Pranowo, kan berarti menantang Ibu Mega. Memang mau Golkar berurusan dengan PDIP? Mau Airlangga berurusan sama Ibu Mega? Saya rasa tidak," pungkasnya.