“Kalau yang dicapreskan Ganjar, KIB itu bisa bertemu dengan PDIP. Kena kita tahu bahwa KIB pemiliknya Pak Jokowi, dan bagaimanapun PDIP menunggu arahan pak Jokowi untuk capres,” ujar Ujang, Jumat, 13 Januari.
Namun berbeda cerita jika PDIP memilih Puan Maharani sebagai capres. Maka koalisi tidak akan terbentuk, KIB malah bisa jadi 'membajak' Ganjar sebagai capres.
"Dengan sikap itu, ada perbedaan antara PDIP dan Golkar sebagai inisiator parpol yang menerima dan menolak sistem pemilu proporsional tertutup, dan itu wajar," jelas Ujang.
Kendati demikian, tambahnya, selalu ada kesempatan berkoalisi apabila hendak mengusung capres yang sama dan juga jelas deal politiknya. "Tapi memang jika dari internal KIB ada Airlangga," kata Ujang.
“Semua kemungkinan selalu ada,” kata Airlangga, Rabu, 11 Januari.
"Jadi kita dalam posisi menunggu, tapi bukan berarti tergantung," kata Wakil Ketua Umum PPP, Amir Uskara, Rabu, 11 Januari.
Bahkan, kata dia, tak menutup kemungkinan PPP mengumumkan lebih dulu keputusan soal capres daripada PDIP. "Bisa bareng, semua bisa terjadi. Ya namanya politik semua bisa terjadi," ujar Amir.
Amir mengakui nama kader PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi salah satu nama kandidat capres yang akan diusung PPP. Oleh sebab itu, PPP menunggu langkah PDIP.
“Saya kira Pak Ganjar dalam salah satu kandidat yang kita ajukan di dalam rapat internal partai,” ujarnya.