JAKARTA - Menit-menit terakhir deklarasi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terkait sosok yang bakal diusung dalam Pilpres 2024 dinilai bakal merugikan Golkar, PAN dan PPP. Bahkan untuk dua partai terakhir bisa terancam tak lolos ke Senayan.
KIB baru akan mengumumkan capres dan cawapres-nya pada September 2023. Itu menjadikan jarak sosialisasi dan komunikasi capres dan cawapres ke publik mepet sehingga efek ekor jas bagi partai anggota KIB tidak maksimal.
"Ini artinya, kedua partai itu berpeluang besar tidak masuk Senayan pada Pileg 2024. Karena itu, kalau KIB salah mengusung capres dan mendeklarasikan saat waktu pendaftaran capres mepet, maka efek ekor jas yang diharapkan akan sulit terwujud," ujar pengamat politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, Senin, 17 Oktober.
"Padahal, efek ekor jas itulah yang diharapkan PPP dan PAN untuk menyelamatkannya tidak terlempar dari Senayan pada Pileg 2024," sambungnya.
Berbeda dengan PAN dan PPP, tanpa efek ekor jas Partai Golkar punya potensi tinggi melenggang ke Senayan pada Pileg 2024. Karena itu, kata Jamiluddin, Golkar tidak akan dirugikan terkait rencana deklarasi capres-cawapres pada menit terakhir pendaftaran peserta Pilpres 2024.
"Perbedaan tersebut kiranya akan membuat PPP dan PAN berpikir ulang untuk mengikuti Golkar mendeklarasikan pasangan capres mendekati September 2023. Sebab hal itu tidak merugikan Golkar, tapi justru membahayakan eksistensi PPP dan PAN di Senayan," kata Jamiluddin.
Disisi lain, Jamiluddin menduga alasan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyatakan KIB akan mendeklarasikan capres cawapresnya pada akhir September 2023 lantaran menunggu kepastian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diusung PDIP atau tidak.
"Kalau Ganjar tidak diusung PDIP, ada kemungkinan KIB akan menggandengnya menjadi cawapres mendampingi Airlangga," katanya.
BACA JUGA:
Namun, apabila Ganjar diusung PDIP, kata Jamiluddin, ada kemungkinan KIB akan menduetkan Airlangga dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Sekali lagi, kata dia, siapa pun yang akan diusung KIB, jika dideklarasikan saat mendekati pendaftaran capres, tentu dapat merugikan partai pendukung koalisi tersebut.
"KIB akan kehilangan waktu berharga untuk menyosiliasikan pasangan capres yang mereka usung. Ibarat ketinggalan kreta, KIB akan tertinggal dalam memperkenalkan capresnya. Hal itu akan semakin sulit mendongkrak elektabilitas capres yang diusung," ujar Jamiluddin.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan deklarasi capres yang akan diusung KIB akan dilakukan menjelang pendaftaran Pilpres pada September 2023 mendatang.
Untuk itu, KIB masih akan membuka diri untuk partai lain bergabung, termasuk dengan PDI Perjuangan.
Airlangga meminta seluruh kader Golkar yang hadir baik yang di lokasi maupun yang mengikuti jalan sehat secara virtual di 34 provinsi, agar siap memenangkan Golkar di pileg dan pilpres serentak di 2024.
Hal itu disampaikan Menko Ekonomi itu saat membuka kegiatan Jalan Sehat Bersama Partai Golkar, dalam rangka Ulang Tahun Partai Golkar yang ke-58, di Plaza Tenggara, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, pada Minggu, 16 Oktober.