JAKARTA - Kabar koalisi antara PDIP dan Golkar disebut makin kuat pascapertemuan Airlangga Hartarto dan Puan Maharani pada pekan lalu. PDIP dinilai lebih baik berkoalisi ketimbang maju sendiri pada Pilpres 2024 untuk memperbesar peluang kemenangan.
"Golkar dibutuhkan PDIP, ketimbang PDIP maju sendiri. Dengan bergabungnya Golkar, pemerintahan akan lebih stabil dan kuat,” ujar pengamat politik dari Citra Institut Yusa Fachran, Selasa, 11 Oktober.
Namun persoalannya, Ganjar Pranowo lebih populer sebagai capres dari PDIP ketimbang Puan Maharani. Menurut Yusa, PDIP lebih baik menggaet Ganjar untuk menghadirkan suara pemilih. Sementara Puan, bisa diposisikan untuk menggantikan ibunya, Megawati Soekarnoputri.
“Puan bisa memanfaatkan atau didorong untuk mengambil alih atau estafet kepemimpinan Bu Mega di internal PDIP, sehingga Mbak Puan tidak kehilangan kapasitas kepemimpinan politik formalnya,“ ungkap Yusa.
Sedangkan skenario pemasangan capres dan cawapres Ganjar-Airlangga Hartarto, kata Yusa, akan memberi kepastian pada pemerintahan dalam jangka panjang.
“Kalau skenario memenangkan pemilu dengan paket Ganjar dan Airlangga, itu bisa membantu pemerintahan lebih kuat dan strong. Itu dimunculkan tersendiri," katanya.
"Makanya dalam skenario itu pilihan safety untuk PDIP bagaimana agar eksekutif dimenangkan dan legislatif dimenangkan,” sambung Yusa.
BACA JUGA:
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dalam simulasi Pemilihan Presiden (Pilpres), menyebutkan pasangan calon (paslon) Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto unggul dibandingkan duet lainnya.
"Empat belas bulan sebelum Pilpres 2024, pasangan Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto (Ganjar-AH) merupakan pasangan paling popuper/disukai dengan elektabilitas tertinggi," kata peneliti LSI Denny JA, Adji Alfaraby dalam keterangannya, Senin, 10 Oktober.
Misalnya, pada simulasi Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto (Ganjar-AH), Prabowo Subianto-Puan Maharani (Prabowo-Puan), dan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (Anies-AHY).
"Pasangan Ganjar-AH mendapat elektabilitas tertinggi diangka 30 persen," jelas Alfaraby.
Sementara, Prabowo-Puan, mendapatkan suara responden sebesar 23,9 persen. Sedangkan Anies-AHY mendapatkan 22,8 persen.