Bagikan:

JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair), Airlangga Pribadi menilai safari politik yang dilakukan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani ke senior Partai Golkar dalam rangka mengambil pengaruh kedua tokoh. Puan diketahui menemui Luhut Binsar Pandjaitan dan Jusuf Kalla (JK).

Menurutnya, kedua tokoh senior partai berlambang pohon beringin itu dinilai masih memiliki pengaruh di internal Golkar. Dia menilai, Puan dan PDIP ingin memanfaatkan pengaruh JK untuk membujuk Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto beralih mendukung Ganjar Pranowo.

Meski demikian, Airlangga mengakui peluang tersebut sangat kecil karena Golkar sudah mengambil posisi bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan mendukung bakal calon presiden Prabowo Subianto. Namun, selama belum didaftarkan ke KPU, dinamika politik nasional masih bisa berubah.

"Tergantung tawaran yang diberikan PDIP. Tawaran tertinggi yakni membuka ruang Ketua Umum Golkar Airlangga menjadi cawapres dari Ganjar," katanya dalam keterangan, Kamis 5 Oktober.

Selain itu, kata dia, PDIP juga dinilai memanfaatkan pengaruh JK untuk bisa meraih suara di Indonesia timur. Sebab, JK selaku mantan Ketua Umum tokoh berpengaruh di wilayah Indonesia bagian timur.

Isu bergabungnya JK menjadi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar menguat setelah Puan menyambangi kediaman sosok yang pernah menjabat wakil presiden dua kali itu. Ganjar sendiri mengaku senang jika JK bersedia bergabung dengan TPN.

"Kalau berkenan, saya akan senang," kata Ganjar saat mengunjungi Ponpes Luhur Al-Tsaqafah di Jakarta, Kamis 5 Oktober malam.

Menurut Ganjar, pertemuan Puan Maharani dengan Jusuf Kalla akan membuat demokrasi di Indonesia semakin cair.

"Kalau bertemu semua tokoh lancar pesta demokrasi menyenangkan," kata dia.

 

Di sisi lain, Juru Bicara wakil presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK), Husein Abdullah, mengakui harapan PDIP agar JK bergabung dengan TPN Ganjar Pranowo menyimbolkan Jusuf Kalla merupakan sosok negarawan yang masih dibutuhkan bangsa Indonesia.

Hal ini menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang memberikan sinyal bahwa mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla akan bergabung dengan TPN Ganjar Pranowo.

"Harapan Pak Hasto ini sebenarnya sangat simbolik. Pak Hasto mungkin saja ingin mengatakan bahwa Pak JK dalam kapasitas sebagai negarawan, pikiran dan aksinya masih dibutuhkan bangsa ini," katanya.