Bagikan:

JAKARTA - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Hari Rabu, dia 'berharap' pandemi COVID-19 tidak lagi dianggap sebagai darurat global tahun depan.

Komentarnya pada pengarahan dengan media muncul ketika China membongkar kebijakan "nol-COVID" yang kaku dan membiarkan orang hidup dengan virus, menimbulkan kekhawatiran negara dengan ekonomi nomor dua dunia itu menghadapi lonjakan infeksi.

"Kami berharap tahun depan dapat menyatakan COVID-19 tidak lagi menjadi darurat kesehatan global," ujarnya, melansir Xinhua 15 Desember.

Meski demikian, lanjutnya, bagaimanapun virus SARS-CoV-2, penyebab di balik pandemi COVID-19 tidak akan hilang.

"Ini akan tetap ada, dan semua negara perlu belajar mengelolanya bersama penyakit pernapasan lainnya termasuk influenza dan RSV (Respiratory Syncytial Virus), yang keduanya sekarang beredar secara intensif di banyak negara," papar Tedros.

Lebih jauh diterangkan olehnya, salah satu pelajaran terpenting dari pandemi ini adalah, semua negara perlu memperkuat sistem kesehatan masyarakat mereka untuk mempersiapkan, mencegah, mendeteksi, dan merespons wabah, epidemi dan pandemi dengan cepat.

Pelajaran penting lainnya adalah perlunya kerja sama yang lebih kuat dalam kolaborasi, daripada persaingan dan kebingungan yang menandai respons global terhadap COVID-19.

Diketahui, WHO bertemu setiap beberapa bulan untuk memutuskan apakah virus corona baru masih merupakan "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional" (PHEIC) atau tidak lagi.

Penunjukan ini dimaksudkan untuk memicu tanggapan internasional yang terkoordinasi dan dapat membuka pendanaan untuk berkolaborasi dalam berbagi vaksin dan perawatan.

Ditanya tentang kondisi yang diperlukan untuk akhir PHEIC, ahli epidemiologi senior WHO Maria Van Kerkhove mengatakan: "Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," seperti mengutip Reuters.

"Jika ada sebagian besar populasi yang belum divaksinasi, dunia masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan," sambung Direktur Kedaruratan WHO Mike Ryan tentang masalah yang sama.