JAKARTA - Pasukan Ukraina menderita korban dan memerlukan rotasi personel di daerah pertempuran, yang mungkin memerlukan mobilisasi yang seharusnya berakhir pada 19 Februari, diperpanjang pada tahun 2023, kata Wakil Menteri Pertahanan Anna Malyar dalam pernyataannya Rabu.
Malyar menarik perhatian pada fakta, bahwa militer ditarik untuk banyak karyawan perusahaan dan bisnis di Ukraina, diminta untuk membagikan beberapa detail mengenai potensi mobilisasi.
"Hal-hal ini sulit diprediksi, karena mobilisasi tergantung pada tuntutan perang. Selain itu, ada korban jiwa, ada kebutuhan untuk pemulihan, bahkan orang-orang yang masih hidup dan sehat saat ini membutuhkan penggantian," ujarnya seperti melansir TASS 14 Desember.
Pada 25 Februari, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani dekret tentang mobilisasi total di Ukraina.
Menurut dokumen awal, mobilisasi berlangsung di Kiev dan seluruh wilayah Ukraina selama 90 hari. Belakangan, Verkhovna Rada berulang kali memperpanjang mobilisasi, bersamaan dengan darurat militer. Mobilisasi saat ini seharusnya berakhir pada 19 Februari.
Malyar mengakui, mobilisasi lebih lanjut mungkin dilakukan, namun mengimbau masyarakat untuk tidak panik.
"Ini adalah proses mobilisasi yang normal, jangan menggambarkannya sebagai kiamat yang menakutkan; kami membicarakannya di depan umum sepanjang waktu - semuanya mungkin, semuanya tergantung pada perang," tambah Wakil Menteri.
BACA JUGA:
Saat ini, pasukan Ukraina kehilangan hingga satu batalyon personel yang terbunuh dan terluka setiap hari.
Diketahui, pasukan Ukraina berada dalam kesulitan karena kekurangan makanan, kata perwira Milisi Rakyat LPR Andrey Marochko sebelumnya.