Iran Sebut Pengawas Nuklir PBB Bakal Datang, Telusuri Jejak Uranium yang Diperkaya?
Fasilitas nuklir Fordow milik Iran. (Twitter/@TheIntelLab)

Bagikan:

JAKARTA - Pejabat pengawas nuklir PBB akan mengunjungi Teheran dalam beberapa hari mendatang, kata kepala nuklir Iran pada Hari Rabu.

Kepala Organisasi Energi Atom Iran Mohammed Eslami mengatakan, dia berharap kunjungan IAEA "dapat membantu menyelesaikan masalah" dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), katanya dalam komentar yang disiarkan oleh TV pemerintah, melansir The National News 14 Desember.

Iran dan IAEA telah berselisih, lantaran Teheran terus mendorong aktivitas nuklirnya yang melanggar komitmennya berdasarkan Kesepakatan Nuklir 2015 yang gagal empat tahun lalu.

Teheran bulan lalu menyetujui kunjungan IAEA, saat badan tersebut mencari jawaban atas keberadaan uranium yang diperkaya tinggi di tiga lokasi yang tidak diumumkan.

Beberapa hari kemudian, pengawas mendesak Iran untuk segera memberikan jawaban atas aktivitas nuklirnya.

"Iran sekarang harus memberikan kerja sama yang diperlukan, tidak ada lagi janji kosong," kata Laura Holgate, perwakilan IAEA.

Diketahui, Kesepakatan Nuklir 2015 yang bertujuan membatasi program nuklir Iran dengan imbalan penghapusan sanksi gagal, setelah Donald Trump membawa Amerika Serikat keluar dari kesepakatan tahun 2018.

Washington kemudian kembali menerapkan sanksi terhadap Iran, yang dibalas dengan Teheran melanjutkan pengayaan uranium melebihi tingkat yang disepakati sebelumnya. Sementara, Uni Eropa berupaya untuk mempertahankan kesepakatan tersebut.

Para ahli mengatakan Iran memiliki cukup uranium yang diperkaya dengan kemurnian 60 persen untuk membangun satu perangkat nuklir. Pengayaan 90 persen biasanya diperlukan untuk sebuah bom, tetapi para ahli di Institut Sains dan Keamanan Internasional AS mengatakan, mungkin saja untuk membuat perangkat pada tingkat yang lebih rendah dari 60 persen.