Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto mengatakan pada Hari Selasa, negaranya berkomitmen untuk mempertahanan besaran pengeluaran pertahanan sebesar 2 persen dari PDB, kelak menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Dalam kesempatan yang sama, ia mengungkapkan, ada pengeluaran tambahan sekitar 70 juta - 100 juta euro (Rp1.163.594.322.100 - Rp1.662.277.603.000) untuk unit administratifnya dalam aliansi per tahun.

"Biaya tahunan untuk bergabung dengan NATO, badan administrasi dan struktur komandonya diperkirakan mencapai 70-100 juta euro. Sebagai anggota NATO, Finlandia berkomitmen untuk mempertahankan tingkat pengeluaran pertahanan setidaknya 2 persen dari PDB negara itu," kata Menlu Haavisto saat mempresentasikan RUU tentang keanggotaan NATO Finlandia di hadapan Parlemen Finlandia, melansir Sputnik News 14 Desember.

Lebih jauh diterangkan olehnya, kebutuhan personel tambahan akibat kepesertaan akan menjadi 110 orang pada 2023 dan akan ditetapkan pada waktunya.

Selain itu, keanggotaan juga akan mendorong volume dokumen rahasia yang lebih besar untuk diproses oleh otoritas Finlandia.

"Salah satu konsekuensi utama dari keanggotaan NATO untuk operasi pihak berwenang adalah, pengorganisasian berbagai fungsi keamanan informasi nasional ke tingkat yang disediakan oleh persyaratan keamanan informasi NATO. Volume informasi rahasia akan meningkat, dan permintaan untuk pemrosesannya akan meningkat," papar Haavisto.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Parlemen Finlandia Matti Vanhanen pada gilirannya mencatat, RUU tersebut dapat diadopsi dengan cepat karena 188 dari 200 anggota parlemen telah memilih keanggotaan NATO pada musim semi.

Untuk diketahui, Swedia dan Finlandia mengajukan keanggotaan NATO pada 18 Mei, seiring dengan invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu.

Hingga saat ini, hanya Turki dan Hongaria, anggota NATO yang belum meratifikasi persetujuan permohonan keanggotaan Swedia dan Finlandia.