Bagikan:

JAKARTA - Finlandia berpegang teguh pada rencananya untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada waktu yang sama dengan tetangga Nordik-nya, Swedia, berharap untuk melakukannya paling lambat Juli, kata Menteri Luar Negeri Pekka Haavisto Hari Senin.

Swedia dan Finlandia mendaftar tahun lalu untuk bergabung dengan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina, tetapi Turki mengajukan keberatan terkait sejumlah hal.

Ketiga negara tersebut menandatangani kesepakatan di Madrid mengenai langkah maju. Tetapi, pekan lalu Turki menangguhkan pembicaraan, setelah protes di depan kedutaannya di Stockholm yang mencakup pembakaran Al-Qur'an.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengisyaratkan pada Hari Minggu, Ankara dapat menyetujui Ankara dapat menyetujui Finlandia bergabung dengan NATO tanpa Swedia. Sementara, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Hari Senin membuat pernyataan serupa.

Namun, Menlu Haavisto mengatakan Finlandia akan tetap bersama Swedia, mitra militer terdekatnya, selama proses aplikasi.

"Keinginan kuat kami tetap bergabung dengan NATO bersama Swedia," kata Menlu Haavisto dalam konferensi pers di Helsinki, melansir Reuters 31 Januari.

"Kami telah menggarisbawahi kepada semua mitra NATO kami di masa depan, termasuk Hongaria dan Turki, bahwa keamanan Finlandia dan Swedia berjalan bersama," terangnya.

Terpisah, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Swedia menolak berkomentar.

Dari 30 anggota NATO, hanya Turki dan Hongaria yang belum meratifikasi permohonan keanggotaan negara-negara Nordik.

Pekka Haavisto
Menlu Finlandia Pekka Haavisto. (Wikimedia Commons/FinnishGovernment)

Sementara itu, para analis mempercayai tidak akan ada kemajuan dalam aplikasi kedua negara, sampai dengan pelaksanaan pemilihan presiden dan parlemen Turki pada Mei mendatang.

Namun, Menlu Haavisto mengatakan dia masih berharap Finlandia dan Swedia akan menjadi anggota NATO dalam beberapa bulan ke depan.

"Saya masih melihat KTT NATO di Vilnius (Lithuania) Bulan Juli sebagai tonggak penting, ketika saya berharap kedua negara paling lambat akan diterima sebagai anggota NATO," harap Menlu Haavisto.

Sedianya, Finlandia dan Swedia mengharapkan proses aksesi keanggotaan NATO yang cepat, terkejut dengan keberatan Turki.

Turki ingin Swedia, khususnya, untuk mengambil sikap yang lebih jelas terhadap apa yang dilihatnya sebagai teroris, terutama militan Kurdi dan kelompok yang disalahkan atas upaya kudeta tahun 2016 di Turki.

Sementara, Swedia mengatakan mereka menganggap serius masalah keamanan Turki, menerapkan perjanjian tiga arah yang ditandatangani pada Juni tahun lalu, tetapi Ankara mengatakan itu tidak cukup.

Hal itu menimbulkan spekulasi aksesi Finlandia - yang memiliki perbatasan sepanjang 1.300 km (810 mil) dengan Rusia - dapat dilanjutkan tanpa Swedia.

Tetapi, Menlu Haavisto mengatakan jaminan keamanan dari Amerika Serikat, Inggris dan anggota NATO lainnya membuat Finlandia bisa bersabar.

"Kami sangat menghargai jaminan keamanan itu, meskipun kami memahami bahwa itu tidak sama dengan Pasal 5 NATO, tetapi sangat penting bagi kami," yakinnya.

Diketahui, Pasal 5 Perjanjian Atlantik Utara, dokumen pendirian NATO, mengikat semua anggota untuk saling membela, menyatakan bahwa serangan terhadap satu adalah serangan terhadap semua.