KIB Fokus Program Ekonomi Daripada Umumkan Nama Capres 2024, Pengamat: Kecuali Sudah Dapat Restu Jokowi
KIB menggelar kembali pertemuan membuat program Pilpres 2024 di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu, 6 November 2022. (dok Golkar)

Bagikan:

JAKARTA - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) belum mendeklarasikan kandidat calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pemilu 2024. Sejauh ini, pengumuman KIB baru sebatas Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional (PATEN).

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai, KIB berbeda dengan koalisi PKB dan Gerindra atau poros NasDem, PKS dan Demokrat. KIB lebih memilih pendekatan program dibanding pendekatan sosok nama capres. Opsi itu dipilih KIB juga didasari menunggu restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Bagus-bagus saja kalau KIB punya konsep PATEN dan belum mengusung capres-cawapres. Memang tidak akan mengusung capres-cawapres kecuali sudah mendapat restu Jokowi," ujar Ujang di Jakarta, Selasa, 15 November.

Ujang bilang, PATEN yang digaungkan KIB cukup tepat di tengah ketidakpastian ekonomi di Tanah Air menghadapi tantangan global. Belum lagi, angka pengangguran dan kemiskinan dalam negeri yang masih tinggi.

"Karena saat ini sedang hancur ekonominya. Banyak yang menganggur, banyak yang tidak bisa makan, banyak yang miskin, itu perlu pendekatan PATEN. Tapi konsepnya harus jelas, harus langsung ke jantung rakyat, rakyat harus menerima. Kalau tidak dirasakan oleh masyarakat, susah," ujar Ujang.

Ujang mengatakan, pendekatan program yang dipilih KIB untuk menghadapi Pemilu 2024 cocok diterapkan jika bernilai konkret. Dia menjelaskan, PATEN harus dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung.

"Soal cocok, ya cocok saja. Tapi yang penting rakyat bisa merasakan kue pembangunan di republik ini. Jangan hanya elite yang merasakan. Konsep ini mestinya langsung ke jantung rakyat. Rakyat bisa merasakan kebijakan tersebut," tuturnya.

Ujang menambahkan, isu ekonomi bisa cukup efektif dalam menaikkan elektabilitas dan popularitas KIB yang terdiri dari Golkar, PAN dan PPP. Isu ekonomi juga, lanjut dia, bisa mengkatrol keterpilihan capres  yang nantinya diusung KIB.

"Bisa saja untuk menaikkan elektabilitas KIB. Rumusnya masyarakat merasakan, masyarakat menikmati, masyarakat merasa dibantu dan bantuannya sampai ke masyarakat," pungkasnya.