JAKARTA - Setelah berakhirnya perang hibrida Barat melawan Rusia, Eropa harus dihukum, Amerika Serikat diabaikan, sementara "negara-negara lemah" harus diampuni, kata Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev, mengutip Condoleezza Rice yang merupakan Penasihat Keamanan Nasional ke-19 AS saat invasi ke Irak tahun 2003 silam.
"Hukum Prancis, abaikan Jerman, maafkan Rusia," katanya mengutip Rice yang terkenal saat itu, dikutip dari TASS 27 Desember.
Menurut Medvedev, Eropa "menjadi benteng utama Russophobia secara global," merusak perjanjian Istanbul, memulai kampanye sanksi dan memicu faksi-faksi perang paling ekstrem tanpa mempertimbangkan kerugian yang diderita oleh kedua belah pihak dalam konflik.
"Itulah sebabnya Eropa harus dihukum dengan segala cara yang tersedia: politik, ekonomi, dan berbagai strategi hibrida. Kita juga harus mendorong setiap proses destruktif di Eropa," tulis Medvedev di saluran Telegramnya.
"Hiduplah para perampok agresif di jalan-jalan bersejarahnya! Kemuliaan bagi kerumunan migran yang mendatangkan malapetaka dan menghancurkan nilai-nilai Eropa dengan kebencian! Biarkan semua wajah birokrat Eropa yang menjijikkan tersapu oleh banjir kerusuhan sipil di masa mendatang," kata Medvedev.
SEE ALSO:
Meski demikian, politisi tersebut yakin Rusia harus "mengabaikan AS." Sementara, menurut pendapatnya, "negara-negara lemah," seperti negara-negara Asia dan Amerika Latin yang "menyerah pada tekanan Anglo-Saxon dan secara pasif berpartisipasi dalam kampanye anti-Rusia Barat skala penuh," harus diampuni.