JAKARTA - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan pada Hari Minggu, dia harus berhubungan dengan Benjamin Netanyahu, mantan Perdana Menteri Israel yang kembali terpilih bulan ini, meskipun dia yakin Netanyahu tidak tertarik untuk berdamai.
"Saya mengenal Netanyahu untuk waktu yang lama, sejak 1990-an. Dia adalah orang yang tidak percaya pada perdamaian, tetapi saya tidak punya pilihan lain, selain berurusan dengannya," kata Presiden Abbas kepada Palestine Television, melansir Reuters 14 November.
Pemimpin Palestina, yang otoritasnya memiliki kendali terbatas di Tepi Barat yang diduduki Israel, mengatakan harus ada resolusi damai untuk konflik selama beberapa dekade.
Wawancara itu, yang juga disiarkan oleh televisi Mesir, direkam pada Hari Jumat.
"Saya punya masalah dengan Israel, Israel menduduki tanah saya dan negara saya. Siapa perdana menteri? Netanyahu. Saya terpaksa berurusan dengan dia," tukas Presiden Abbas.
Netanyahu, yang dalam masa jabatan sebelumnya menjalin normalisasi dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko, mengatakan pada Hari Minggu, ia berusaha untuk mencapai kesepakatan damai dengan negara-negara Arab lainnya, sesuatu yang pada akhirnya dapat membantu mengakhiri konflik Israel-Palestina.
"Saya tidak mengatakan konflik Israel-Palestina, tetapi menurut saya ini adalah tahap awal yang juga akan membawa hasil itu," ujarnya Netanyahu.
BACA JUGA:
Diketahui, upaya perundingan damai Israel dengan Palestina yang disponsori oleh Amerika Serikat terhenti sejak tahun 2014.