Bagikan:

JAKARTA - Negara-negara Barat menuduh Rusia pada Hari Senin merencanakan untuk menggunakan ancaman bom yang dicampur dengan bahan nuklir, sebagai dalih untuk eskalasi di Ukraina, ketika Moskow mengevakuasi warga sipil dari kota selatan guna mengantisipasi pertempuran besar.

Dengan pasukan Ukraina maju ke Provinsi Kherson yang diduduki Rusia, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menelepon rekan-rekan Baratnya pada Hari Minggu, untuk memberi tahu mereka bahwa Moskow mencurigai Kyiv berencana menggunakan apa yang disebut 'dirty bomb'.

Dalam sebuah pernyataan bersama, para menteri luar negeri Prancis, Inggris dan Amerika Serikat mengatakan mereka semua menolak tuduhan itu, menegaskan kembali dukungan mereka untuk Ukraina melawan Rusia.

"Negara kami menjelaskan, kami semua menolak tuduhan palsu Rusia bahwa Ukraina sedang bersiap untuk menggunakan bom kotor di wilayahnya sendiri," kata mereka, melansir Reuters 24 Oktober.

"Dunia akan melihat melalui segala upaya untuk menggunakan tuduhan ini sebagai dalih untuk eskalasi," lanjut pernyataan itu.

Sebelumnya, dalam pidato Minggu malam Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, tuduhan Rusia adalah tanda bahwa Moskow merencanakan serangan semacam itu dan akan menyalahkan Ukraina.

"Jika Rusia menelepon dan mengatakan Ukraina diduga sedang mempersiapkan sesuatu, itu berarti satu hal: Rusia telah menyiapkan semua ini," sebut Presiden Zelensky.

"Jadi ketika hari ini Menteri Pertahanan Rusia menelepon menteri-menteri luar negeri dengan cerita tentang apa yang disebut bom nuklir 'kotor', semua orang memahami semuanya dengan baik. Memahami siapa sumber dari segala hal kotor yang dapat dibayangkan dalam perang ini," tandasnya.