Aktivitas Militer di Donbass Meningkat, Menlu Inggris Tuding Rusia Mengarang Dalih untuk Invasi Ukraina
Menlu Inggris Lizz Truss saat berkunjung ke Indonesia. (Sumber: Kementerian Luar Negeri Indonesia)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menuduh Rusia pada Hari Kamis, berusaha untuk mengarang dalih untuk menyerang Ukraina, setelah Moskow menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya aktivitas militer di wilayah Donbass di Ukraina timur.

Sebelumnya, separatis yang didukung Rusia dan pasukan Pemerintah Ukraina saling tuding menembakkan peluru melintasi garis gencatan senjata di wilayah Donbass, Ukraina timur, dalam apa yang dikatakan Kyiv sebagai "provokasi".

Negara-negara Barat khawatir, Moskow yang telah mengumpulkan sekitar 150.000 tentara di dekat perbatasan Rusia dengan Ukraina, mungkin mencoba merekayasa eskalasi pertempuran di Ukraina timur sebagai alasan untuk campur tangan secara langsung.

"Laporan dugaan aktivitas militer abnormal oleh Ukraina di Donbass adalah upaya terang-terangan oleh pemerintah Rusia untuk mengarang dalih untuk invasi. Ini langsung dari buku pedoman Kremlin," ujar Menteru Truss di Twitter, menambahkan bahwa Inggris akan menilainya sebagai kampanye disinformasi Rusia.

Menlu Truss berada di Kyiv pada Hari Kamis sebagai bagian dari upaya diplomasi guna mencegah kemungkinan invasi Rusia. Moskow menyangkal rencana untuk menyerang dan menuduh negara-negara Barat 'histeria' dalam reaksi mereka terhadap latihan militernya.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di surat kabar The Daily Telegraph edisi Kamis, Menlu Truss mengatakan dia yakin Presiden Rusia Vladimir Putin dapat menyeret krisis Ukraina selama berbulan-bulan, dalam upaya untuk menantang persatuan Barat.

"Saat ini tidak ada bukti bahwa Rusia menarik diri dari wilayah perbatasan dekat Ukraina," tulisnya, menggemakan kekhawatiran yang diungkapkan oleh Amerika Serikat, NATO, dan lainnya.

"Peningkatan militer Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Kita tidak boleh memiliki ilusi, bahwa Rusia dapat menyeret ini lebih lama dalam taktik yang kurang ajar untuk menghabiskan berminggu-minggu lebih, jika tidak berbulan-bulan, menumbangkan Ukraina dan menantang persatuan Barat."

Sementara itu,Menteri angkatan bersenjata Inggris James Heappey, juga memperingatkan kemungkinan invasi Rusia, mengatakan kepada Radio BBC bahwa jembatan telah diletakkan di seberang Sungai Pripyat dekat perbatasan Belarus-Ukraina.

Diketahui, Rusia telah melakukan beberapa latihan militer di Belarus, sekutu dekatnya, yang terletak di utara Ukraina.

Jenderal Heappey juga mengatakan Barat harus merencanakan skenario di mana Rusia tidak menyerang, tetapi mempertahankan pasukannya untuk jangka panjang.

"Itu adalah semacam jerat di leher Ukraina tanpa batas dengan semua dampak ekonomi, politik, dan keamanan yang akan ditimbulkannya," katanya kepada Sky News.