Bagikan:

JAKARTA - Pejabat keamanan Ukraina menyebut pihaknya tidak melihat tanda-tanda operasi besar-besaran terhadap negaranya, saat Amerika Serikat dan Rusia adu argumen di Dewan Keamanan PBB mengenai invasi Moskow.

Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Alexey Danilov mengatakan, Kyiv tidak melihat tanda-tanda operasi besar-besaran terhadap Ukraina.

"Mengenai operasi besar-besaran terhadap negara kami, kami tidak melihat itu," katanya di saluran televisi 1+1, seperti dikutip dari TASS 18 Februari.

Kendati demikian, dia mengatakan Kyiv mencatat 'provokasi' oleh Rusia di Donbass. Danilov mengatakan Kiev harus menahan diri dan angkatan bersenjata Ukraina siap melawan provokasi.

"Tujuannya adalah untuk mendorong kami untuk merespons dengan kuat sehingga kami dapat dituduh melakukan sesuatu yang tidak akan kami lakukan," lugasnya.

Sebelumnya, Pemerintah Ukraina dan pemberontak yang didukung Rusia saling menuding, saat kedua belah pihak terlibat kontak pada Hari Kamis kemarin.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memaparkan kekhawatiran pihaknya akan invasi Moskow ke Ukraina, dalam pertemuan yang digelar di Dewan Keamanan PBB Kamis Kemarin, untuk membahas Perjanjian Minsk.

Menlu Blinken mendorong Moskow untuk mengumumkan tanpa kualifikasi, dalih atau defleksi, bahwa mereka tidak akan menyerang Ukraina.

"Ungkapkan dengan jelas. Nyatakan dengan jelas kepada dunia, dan kemudian tunjukkan dengan mengirim pasukan Anda, tank Anda, pesawat kembali ke barak dan hanggar mereka dan mengirim diplomat Anda ke meja perundingan," ujarnya seperti mengutip Reuters.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Vershinin menolak pernyataan Menlu Blinken, menyebutnya sebagai langkah yang 'disesalkan' dan 'berbahaya' yang semakin memicu ketegangan. Dia mengatakan, pasukan Rusia tetap berada di wilayah Rusia dan beberapa unit sudah kembali ke pangkalan mereka setelah latihan.

Wakil Menlu Rusia Vershinin telah mengimbau anggota dewan untuk tidak mengubah pertemuan itu 'menjadi sirkus', dengan mengajukan tuduhan tak berdasar yang mengatakan Rusia diduga akan menyerang Ukraina.

"Saya pikir kami sudah cukup berspekulasi tentang itu. Kami sudah lama mengklarifikasi semuanya dan menjelaskan semuanya," tegas Vershinin