Bagikan:

JAKARTA - Moskow tidak akan lagi menganggap serius pernyataan apa pun dari Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, yang ditunjuk sebagai kepala bank sentral Norwegia, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada konferensi pers pada Hari Rabu.

Dia membuat komentar sebagai tanggapan atas pernyataan Stoltenberg, bahwa pintu NATO akan tetap terbuka untuk Ukraina.

"Pernyataan yang dibuat oleh Stoltenberg, yang merupakan sekretaris jenderal NATO, atau seorang bankir, saya masih bingung, tidak lagi menarik bagi kami," katanya, seperti melansir TASS 17 Februari.

"Dia bukan orang yang pernyataannya akan dianggap di Moskow sebagai argumen serius. Dia pernah menjadi anggota NATO," sambing Zakharova.

Kendati demikian, Diplomat Zakharova mengatakan dia berharap pembicaraan konstruktif dengan AS dan NATO tentang jaminan keamanan akan berlanjut.

"Masalah-masalah ini membutuhkan percakapan yang mendalam dan substantif. Atau akan seperti apa yang terjadi antara kami dan Menteri Luar Negeri Inggris di Moskow, percakapan antara orang bisu dan orang tuli," jelasnya.

"Kami ingin kedua belah pihak saling mendengar, daripada saling menceramahi atau membuat pernyataan kosong yang hanya membuang-buang napas, daripada ditujukan untuk menghormati kekhawatiran satu sama lain," tegasnya.

stoltenberg
Sekjen NATO Jens Stoltenberg. (Wikimedia Commons/Magnus Fröderberg)

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan kekecewaannya pada konferensi pers selama kunjungan Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss ke Moskow pekan lalu, di mana mereka memiliki "percakapan antara orang bisu dan orang tuli."

Untuk diketahui, Pemerintah Norwegia awal bulan ini mengumumkan Stoltenberg akan menjadi Gubernur Bank Sentral berikutnya. Masa jabatan Stoltenberg di NATO berakhir akhir tahun ini dan dia diperkirakan akan memulai peran barunya sekitar 1 Desember.

Pria berusia 62 tahun itu dua kali menjabat sebagai Perdana Menteri Norwegia sebelum menjadi Sekretaris Jenderal NATO pada 2014. Setelah masa jabatan pertama yang sukses, mandatnya di aliansi trans-Atlantik diperpanjang.

"Sampai masa jabatan saya di NATO berakhir pada 1 Oktober, saya akan menggunakan semua kekuatan dan perhatian saya pada kepemimpinan aliansi," ujarnya mengutip Euronews 4 Februari.