Presiden Putin Beri Lampu Hijau 16 Ribu Pejuang dari Timur Tengah Bergabung Perangi Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. (Wikimedia Commons/Пресс-служба Президента Российской Федерации)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin memberi lampu hijau pada Hari Jumat untuk membawa ribuan pejuang dari Timur Tengah, bergabung untuk berperang melawan Ukraina.

Pada pertemuan Dewan Keamanan Rusia, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan ada 16.000 sukarelawan di Timur Tengah yang siap datang, untuk berperang dengan pasukan dukungan Rusia di wilayah Donbass yang memisahkan diri di Ukraina timur.

"Jika Anda melihat ada orang-orang yang ingin atas kemauan mereka sendiri, bukan karena uang, untuk datang membantu orang-orang yang tinggal di Donbass, maka kita perlu memberi mereka apa yang mereka inginkan dan membantu mereka sampai ke zona konflik," sebut Presiden Putin melansir Reuters 11 Maret.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Shoigu juga mengusulkan agar rudal Javelin dan Stinger buatan Barat yang ditangkap tentara Rusia di Ukraina, harus diserahkan kepada pasukan Donbass.

"Mengenai pengiriman senjata, terutama senjata buatan Barat yang jatuh ke tangan tentara Rusia, tentu saja saya mendukung kemungkinan memberikannya kepada unit militer Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk," sambung Presiden Putin.

"Tolong lakukan ini," tegasnya kepada Menteri Shoigu.

Sebelumnya, Menteri Shoigu mengatakan militer Rusia berencana untuk memperkuat perbatasan Baratnya, setelah apa yang dia katakan adalah peningkatan unit militer Barat di perbatasan Rusia.

Untuk diketahui, Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari segera setelah Presiden Putin mengakui dua wilayah yang memisahkan diri itu sebagai negara merdeka, dalam tindakan yang dikutuk secara internasional sebagai ilegal.

Rusia mengatakan 'operasi militer khusus' di Ukraina adalah tanggapan paksa terhadap apa yang disebutnya genosida oleh Ukraina, terhadap penutur bahasa Rusia di timur negara itu, sebuah dalih yang ditolak oleh Kyiv dan Barat sebagai propaganda perang tak berdasar.