Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Hari Selasa mengutarakan kesiapannya menghadapi perang berkepanjangan di Ukraina, mengatakan Kyiv dapat menggunakan gencatan senjata apa pun untuk mempersenjatai kembali kekuatan militernya.

Berbicara selama beberapa jam di sebuah forum ekonomi di kota pelabuhan Vladivostok, Presiden Putin mengatakan serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia sejauh ini gagal.

Dikatakannya, tentara Ukraina menderita kerugian sebanyak 71.000 orang dalam serangan tersebut. Menurutnya, hanya ketika Ukraina sudah kehabisan tenaga, peralatan dan amunisi barulah mereka bisa membicarakan perdamaian, katanya saat menjawab pertanyaan dari presenter televisi Rusia yang bertindak sebagai moderator, melansir Reuters 12 September.

Namun, dia mengatakan Kyiv akan menggunakan penghentian permusuhan apa pun "untuk mengisi kembali sumber daya mereka dan memulihkan kemampuan tempur angkatan bersenjata mereka."

Presiden Putin mengatakan, banyak calon mediator yang bertanya kepadanya apakah Rusia siap menghentikan pertempuran, namun mengatakan Rusia hampir tidak bisa melakukannya ketika menghadapi serangan balasan Ukraina.

Agar ada peluang perundingan, kata Presiden Putin, Ukraina pertama-tama harus membatalkan larangan hukum yang diberlakukan sendiri terhadap perundingan perdamaian, menjelaskan apa yang diinginkannya.

"Kalau begitu kita lihat saja nanti," kata Presiden Putin.

Diketahui, Rusia menguasai sekitar 18 persen wilayah Ukraina, termasuk Krimea yang dianeksasi pada tahun 2014, serta wilayah timur dan selatan Ukraina yang direbutnya setelah menginvasi Ukraina pada 24 Februari tahun lalu, dalam apa yang disebutnya operasi militer khusus.

Perang ini telah menimbulkan kehancuran di kota-kota dan pedesaan, serta menewaskan atau melukai ratusan ribu pejuang dan warga sipil.

Selama beberapa bulan, Ukraina telah berjuang untuk mendapatkan kembali sebagian wilayah yang hilang dan telah merebut kembali beberapa desa. Namun, mereka belum membuat terobosan signifikan terhadap garis pertahanan Rusia yang dijaga ketat dan dipenuhi ranjau darat.

Ukraina mengatakan mereka tidak akan berhenti sampai setiap tentara Rusia diusir dari wilayahnya. Sedangkan negara-negara Barat mengatakan mereka ingin membantu Ukraina mengalahkan Rusia, tujuan yang menurut para pejabat Kremlin hanyalah sebuah angan-angan yang tidak realistis.