Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah tiba di Rusia, sebuah sumber mengatakan kepada Reuters pada Hari Selasa, untuk melakukan dialog membahas sejumlah hal bersama Presiden Vladimir Putin.

Pemimpin Kim meninggalkan Pyongyang menuju Rusia pada Hari Minggu dengan kereta hijau yang biasa ditumpanginya, menurut laporan media pemerintah KCNA, ditemani oleh para pejabat tinggi industri senjata dan militer.

Sumber Rusia yang mengetahui perjalanan tersebut mengatakan, Pemimpin Kim tiba di Rusia pada Selasa pagi, meninggalkan keretanya untuk menemui pejabat setempat di Khasan, pintu gerbang utama perjalanan dengan kereta ke Timur Jauh Rusia, sebelum melanjutkan perjalanan, melansir Reuters 12 September.

Kedatangan Pemimpin Korea Utara juga dilaporkan pada Hari Selasa oleh televisi pemerintah Rusia Rossiya 1, yang menunjukkan sebuah kereta api yang konon membawa pemimpin Korea Utara, dengan skema cat hijau zaitun yang khas, melintasi sebuah jembatan.

"Ini akan menjadi kunjungan penuh," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Peskov mengatakan, pertemuan antara pemimpin kedua negara akan berlangsung di Timur Jauh Rusia.

"Kami belum mengatakan (di mana pembicaraan akan berlangsung). Di Timur Jauh," kata Peskov, seraya menambahkan bahwa pembicaraan akan diadakan antara kedua delegasi serta dalam format empat mata, diikuti dengan makan malam resmi, seperti mengutip TASS.

Peskov juga mengatakan, tidak ada konfrensi pers yang direncanakan terkait kegiatan kedua pemimpin negara tersebut.

Selain itu, diskusi juga dapat mencakup bantuan kemanusiaan ke Korea Utara dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang diberlakukan terhadap Pyongyang, kata para pejabat Rusia.

Sebelumnya, Presiden Putin tiba di Vladivostok pada Hari Senin. Ia menghadiri sesi pleno Forum Ekonomi Timur, yang berlangsung hingga Rabu.

Peskov mengatakan, pertemuan Putin dengan Kim akan dilakukan setelah forum tersebut. Belum ada konfirmasi apakah Kim akan menghadiri forum ekonomi tersebut.

Diketahui, pertemuan Kim Jong-un dan Vladimir Putin kali ini menjadi sorotan, di tengah peringatan Amerika Serikat agar Pyongyang tidak melakukan kesepakatan terkait senjata dengan Moskow. Baik Korea Utara maupun Rusia membantah adanya kesepakatan dan pasokan senjata untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

Pemimpin Kim tidak sering bepergian ke luar negeri, hanya melakukan tujuh perjalanan jauh dari negaranya dan dua kali melintasi perbatasan antar-Korea dalam 12 tahun kekuasaannya. Empat dari perjalanan tersebut dilakukan ke sekutu politik utama Korea Utara, Tiongkok.