JAKARTA - Ukraina berpotensi mendapatkan rudal jarak jauh yang dilengkapi bom klaster dari Amerika Serikat, seiring dangan Pemerintahan Joe Biden yang hampir menyetujui rencana itu, memberikan Kyiv kemampuan untuk menyebabkan kerusakan signifikan lebih dalam di wilayah yang diduduki Rusia, menurut empat sumber pejabat Amerika Serikat.
Setelah melihat keberhasilan munisi tandan yang dikirimkan dalam peluru artileri 155 mm dalam beberapa bulan terakhir, Washington sedang mempertimbangkan pengiriman salah satu antara Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) yang dapat terbang hingga 190 mil (306 km), atau Sistem Peluncuran Berganda Terpandu (GMLRS) dengan jangkauan 45 mil yang dilengkapi dengan bom curah, kata tiga pejabat AS, seperti melansir Reuters 12 September.
Jika disetujui, opsi mana pun akan tersedia untuk pengiriman cepat ke Kyiv.
Ukraina saat ini dilengkapi dengan artileri 155 mm dengan jangkauan maksimum 18 mil yang membawa hingga 48 bom. ATACMS yang dipertimbangkan akan mampu menembakkan sekitar 300 bom atau lebih. Sistem roket GMLRS, versi yang sudah dimiliki Ukraina selama berbulan-bulan, akan mampu menyebarkan hingga 404 munisi tandan.
Ketika upaya Ukraina melawan pasukan Rusia menunjukkan tanda-tanda kemajuan, Pemerintah Washington ingin meningkatkan kekuatan militer Ukraina pada saat yang penting, kata dua sumber.
Gedung Putih menolak mengomentari laporan Reuters. Sementara, keputusan untuk mengirimkan ATACMS atau GMLRS, atau keduanya, belum final dan masih bisa gagal, kata keempat sumber tersebut.
Pemerintahan Presiden Biden selama berbulan-bulan berjuang dengan keputusan mengenai ATACMS, karena khawatir pengiriman mereka akan dianggap sebagai langkah yang terlalu agresif terhadap Rusia.
ATACMS dirancang untuk "serangan langsung terhadap pasukan di lapisan kedua musuh," menurut situs web Angkatan Darat AS, dan dapat digunakan untuk menyerang pusat komando dan kendali, pertahanan udara, dan lokasi logistik jauh di belakang garis depan.
Kyiv sendiri telah berulang kali meminta ATACMS kepada Pemerintahan Presiden Biden untuk membantu menyerang dan mengganggu jalur pasokan, pangkalan udara dan jaringan kereta api di wilayah pendudukan Rusia.
"Sekarang adalah waktunya," kata salah satu pejabat AS ketika pasukan Ukraina berusaha menembus garis pertahanan Rusia di selatan Kota Orikhiv, dalam upaya memecah belah pasukan Rusia dan menempatkan jalur pasokan utama mereka di bawah ancaman.
ATACMS atau GMLRS dengan kemampuan ini tidak hanya akan meningkatkan moral Ukraina, tetapi juga memberikan pukulan taktis yang diperlukan dalam pertarungan tersebut, kata pejabat itu.
BACA JUGA:
Diketahui, munisi tandan dilarang di lebih dari 100 negara. Rusia, Ukraina dan Amerika Serikat sendiri belum menandatangani Konvensi Munisi Curah, yang melarang produksi, penimbunan, penggunaan dan pemindahan senjata.
Munisi tandan biasanya melepaskan bom kecil dalam jumlah besar yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di wilayah yang luas. Bom yang gagal meledak akan menimbulkan bahaya selama beberapa dekade setelah konflik berakhir.
Sejauh ini, Washington telah memberikan bantuan militer lebih dari 40 miliar dolar AS ke Kyiv sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran terhadap Ukraina 24 Februari 2022.