Bagikan:

JAKARTA - Sekitar 7.800 ton air radioaktif yang telah diolah berhasil dibuang ke laut dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi pada putaran pertama pembuangan sesuai rencana, kata operator pembangkit listrik tersebut pada Hari Senin.

Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. (TEPCO) mulai membuang air meskipun ada kekhawatiran yang disuarakan oleh nelayan lokal dan penentangan yang kuat dari Tiongkok. Air tersebut mengandung kadar tritium di bawah batas yang ditentukan, melansir Kyodo News 11 September.

Diketahui, pelepasan yang dimulai pada 24 Agustus ini dilakukan di bawah pengawasan Pemerintah Jepang dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Karena volume air yang diproses, akibat pendinginan bahan bakar nuklir yang meleleh, mendekati batas kapasitas penyimpanan PLTN, TEPCO memutuskan untuk melepaskan sekitar 31.200 ton air ini dalam empat tahap selama tahun fiskal berjalan hingga bulan Maret.

TEPCO, bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup, Badan Perikanan dan Pemerintah Prefektur Fukushima, telah menganalisis kadar tritium di lingkungan sekitar pembangkit listrik sejak awal pelepasannya bulan lalu, dan sejauh ini tidak ada kelainan yang terdeteksi.

Sementara itu, Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi mengatakan pada pertemuan rutin dewan Hari Senin, pengambilan sampel dan analisis air laut baru-baru ini menunjukkan kadar tritium berada di bawah batas yang ditetapkan Jepang. Ia juga mengatakan, IAEA akan terus melakukan pemantauan independen terhadap pembuangan tersebut.

Berikutnya, TEPCO berencana melepaskan 7.800 ton air lagi paling cepat pada akhir bulan ini, sambil menunggu pemeriksaan tingkat konsentrasi tritium dan inspeksi fasilitas pembuangan air.

Pembuangan air olahan sendiri sangat penting, untuk menonaktifkan pembangkit listrik tenaga nuklir, yang rusak parah akibat bencana gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011, menurut TEPCO dan Pemerintah Tokyo.

Air yang telah diolah dibuang ke laut satu kilometer dari pembangkit listrik melalui terowongan bawah laut.

Diketahui, sebelum dilakukan pembuangan secara bertahap, air limbah radioaktif PLTN Fukushima telah mengalami proses pengolahan yang menghilangkan sebagian besar radionuklida kecuali tritium. Sebelum dibuang ke laut, sisa zat radioaktif diencerkan hingga jauh di bawah konsentrasi yang diizinkan berdasarkan standar keselamatan Jepang.

Tritium diketahui kurang berbahaya bagi kesehatan manusia, dibandingkan bahan radioaktif lainnya seperti cesium dan strontium, karena memancarkan radiasi yang sangat lemah dan tidak terakumulasi di dalam tubuh, kata para ahli.