Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil Duta Besar Amerika Serikat, usai serangan mematikan di Sevastopol pada Hari Senin.

"Selama percakapan dengan kepala misi diplomatik AS untuk Rusia Tracy di Kementerian Luar Negeri Rusia pada tanggal 24 Juni, sebuah protes diajukan kepadanya atas kejahatan mematikan lainnya oleh rezim Kyiv, yang disponsori dan dipersenjatai oleh Washington, yang melakukan serangan rudal yang disengaja terhadap warga sipil di Sevastopol, yang menyebabkan banyak korban, termasuk di antara anak-anak," kata kementerian tersebut, dilansir dari TASS 25 Juni.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, Amerika Serikat, yang melancarkan perang hibrida melawan Rusia, sebenarnya telah menjadi pihak dalam konflik tersebut dengan "memasok tentara Ukraina dengan senjata paling canggih, termasuk rudal ATACMS, yang dilengkapi dengan hulu ledak klaster, yang digunakan terhadap penduduk Sevastopol, dengan jalur penerbangannya diprogram oleh spesialis militer Amerika, memikul tanggung jawab yang sama dengan rezim Kyiv atas kekejaman ini."

"Utusan itu diberi tahu bahwa tindakan Washington tersebut, yang bertujuan untuk mendorong otoritas pro-Nazi Ukraina agar terus bertempur 'sampai orang Ukraina terakhir', setelah mengeluarkan izin untuk melancarkan serangan jauh di dalam wilayah Rusia, tidak akan dibiarkan begitu saja. Langkah-langkah respons pasti akan menyusul," tegas Kementerian Luar Negeri Rusia.

Ukraina menyerang infrastruktur sipil di Sevastopol menggunakan rudal taktis ATACMS yang dilengkapi dengan amunisi tandan pada Hari Minggu. Sementara empat rudal jatuh, rudal kelima meledak di atas kota. Empat orang, termasuk dua anak-anak, tewas dalam serangan itu, sementara lebih dari 150 lainnya terluka, kata Gubernur Sevastopol Mikhail Razvozhayev.

Komite Investigasi Rusia telah meluncurkan penyelidikan kriminal atas serangan teroris tersebut. Tanggal 24 Juni ditetapkan sebagai hari berkabung di Sevastopol dan Krimea. Presiden Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa kepada warga Sevastopol.

"Anda harus bertanya kepada rekan-rekan saya di Eropa, dan terutama di Washington, para sekretaris pers, mengapa pemerintah mereka membunuh anak-anak Rusia. Ajukan saja pertanyaan ini kepada mereka," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan tentang serangan itu dilansir dari Reuters.

Terpisah, Pentagon mengatakan Ukraina membuat keputusan sendiri soal target serangan setelah Kremlin secara langsung menyalahkan Amerika Serikat atas serangan terhadap Sevastopol, Krimea.

"Ukraina membuat keputusan penargetan sendiri dan melakukan operasi militernya sendiri," kata Mayor Charlie Dietz, juru bicara Pentagon.

Adapun Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan hilangnya nyawa warga sipil adalah tragedi.

"Itu tentu saja termasuk ribuan warga Ukraina tak berdosa yang telah dibunuh oleh pasukan Rusia sejak perang agresi Rusia dimulai," kata juru bicara tersebut.