JAKARTA - Rusia mengatakan Amerika Serikat (AS) harus bertanggung jawab atas serangan Ukraina di Sevastopol, semenanjung Krimea yang diduduki Rusia.
Serangan Ukraina disebut Rusia menggunakan lima rudal yang dipasok AS yang menewaskan empat orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai 151 lainnya.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan empat rudal Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) yang dikirim AS, dilengkapi dengan hulu ledak cluster, ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara dan amunisi kelima meledak di udara.
Tayangan di televisi pemerintah Rusia menunjukkan orang-orang berlarian dari pantai dan beberapa orang dibawa ke kursi berjemur.
Pihak berwenang yang ditempatkan Rusia di Krimea mengatakan pecahan rudal jatuh di dekat pantai di sisi utara kota Sevastopol tempat penduduk setempat sedang berlibur.
Serangan tersebut menimbulkan reaksi marah di kalangan tokoh masyarakat Rusia.
Kementerian Pertahanan mengatakan para ahli AS telah menetapkan koordinat penerbangan rudal berdasarkan informasi dari satelit mata-mata AS, yang berarti Washington bertanggung jawab langsung.
BACA JUGA:
“Tanggung jawab atas serangan rudal yang disengaja terhadap warga sipil Sevastopol terutama ditanggung oleh Washington, yang memasok senjata-senjata ini ke Ukraina, dan oleh rezim Kyiv, yang wilayahnya merupakan wilayah serangan ini dilakukan,” kata kementerian tersebut dilansir dari Reuters, 24 Juni.
Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014 dan kini memandang semenanjung Laut Hitam sebagai bagian integral dari wilayahnya, meski sebagian besar dunia menganggapnya masih bagian dari Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari 2022, yang ia anggap sebagai langkah defensif melawan Barat yang bermusuhan dan agresif.
Ukraina dan negara-negara Barat mengatakan Rusia melancarkan perang gaya kekaisaran.
Amerika Serikat mulai memasok rudal ATACMS dengan jangkauan lebih jauh kepada Ukraina, yang memiliki jangkauan 300 kilometer (186 mil), awal tahun ini.