JAKARTA - Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta memiliki pandangan berbeda dengan Fraksi PDIP ketika mengevaluasi kinerja Anies Baswedan selama menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Jika PDIP mengungkap Anies hanya penuhi 5 dari 23 janji kampanyenya semasa Pilkada DKI 2017, PKS menilai Anies telah menunaikan semua janjinya.
"Kita melihat cukup gembira dan bangga terhadap kinerja Pak Anies selama lima tahun, telah banyak yang beliau perbuat dan janji-janjinya," kata Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Ahmad Yani kepada wartawan, Selasa, 18 Oktober.
Belum lagi, menurut Yani, Anies juga memunculkan sejumlah program yang spektakuler di luar janji kampanyenya. Mulai dari membangun Stadion Jakarta International Stadium (JIS) hingga menyelenggarakan Formula E.
"Selain dia penuhi, kemudian ada lagi hal yang memang program-program spektakuler yang beliau munculkan yang membuat masyarakat terkagum-kagum terhadap apa yang beliau lakukan," ujar Yani.
Sehingga, bagi PKS, semua program pembangunan yang telah dijalankan Anies telah sesuai dengan perencanaannya saat awal memimpin Jakarta.
"Fraksi PKS yang memang sudah lima tahun kita antarkan sampai kemarin terakhir 16 Oktober kita lepas, selama ini kolaborasi bersama Pak Anies, kita menganggap bahwa apa yang dilakukan sudah sesuai dengan yang memang direncanakan," urainya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta mengungkap pencapaian 23 janji kampanye Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selama menjabat lima tahun terakhir. Ternyata, dari 23 janji kampanye, Anies hanya bisa menyelesaikan 5 janjinya.
"Kami mencoba mengupas satu per satu 23 janji yang disampaikan Pak Anies saat kampanye. Hanya 5 yang bisa kami katakan berhasil. Selebihnya, itu rapor merat bagi PDIP," kata Fraksi PIDP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono dalam pemaparan di gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis, 13 Oktober.
Kelima janji yang telah tertunaikan adalah memperluas manfaat KJP menjadi KJP Plus, menjaga harga kebutuhan pangan, mengintegrasikan transportasi di Jakarta, menyelenggarakan berbagai kesenian Jakarta sepanjang tahun, dan meningkatkan bantuan hibah untuk lembaga keagamaan dan ormas.
Sementara, masih lebih banyak janji-janji yang belum tercapai. Belum lagi, mangkraknya sejumlah pembangunan infrastruktur.
"Contoh program normalisasi sungai, pembangunan ITF, pembangunan LRT, itu kan 0 (persen) semua. Normalisasi atau naturalisasi, lima tahun kita hanya berdebat tetapi dua-duanya enggak ada yang dikerjakan. Bahkan hanya sekedar melakukan koneksi antara BKT dengan Ciliwung yang panjangnya sekitar 600 meter saja, lima tahun tidak bisa dilakukan. Ini saya kira sangat ironi," ujar dia.