PDIP Ungkap Minimnya Realisasi Janji Kampanye Anies, dari 23 Hanya Tercapai 5
Diskusi Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta soal 5 tahun Anies Baswedan (Foto: DOK VOI/Diah Ayu)

Bagikan:

JAKARTA - Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta mengungkap pencapaian 23 janji kampanye Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selama menjabat lima tahun terakhir. Ternyata, dari 23 janji kampanye, Anies hanya bisa menyelesaikan 5 janjinya.

"Kami mencoba mengupas satu per satu 23 janji yang disampaikan Pak Anies saat kampanye. Hanya 5 yang bisa kami katakan berhasil. Selebihnya, itu rapor merat bagi PDIP," kata Fraksi PIDP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono dalam pemaparan di gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis, 13 Oktober.

Kelima janji yang telah tertunaikan adalah memperluas manfaat KJP menjadi KJP Plus, menjaga harga kebutuhan pangan, mengintegrasikan transportasi di Jakarta, menyelenggarakan berbagai kesenian Jakarta sepanjang tahun, dan meningkatkan bantuan hibah untuk lembaga keagamaan dan ormas.

Sementara, masih lebih banyak janji-janji yang belum tercapai. Belum lagi, mangkraknya sejumlah pembangunan infrastruktur.

"Contoh program normalisasi sungai, pembangunan ITF, pembangunan LRT, itu kan 0 (persen) semua. Normalisasi atau naturalisasi, lima tahun kita hanya berdebat tetapi dua-duanya enggak ada yang dikerjakan. Bahkan hanya sekedar melakukan koneksi antara BKT dengan Ciliwung yang panjangnya sekitar 600 meter saja, lima tahun tidak bisa dilakukan. Ini saya kira sangat ironi," urainya.

Dari kondisi ini, Gembong menilai bahwa Anies tidak fokus menangani persoalan pokok warga Jakarta selama menjadi kepala daerah di Ibu Kota.

Berikut adalah penilaian Fraksi PDIP pada 23 janji kampanye Anies selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta:

1. Memperluas manfaat KJP menjadi KJP Plus dengan pengguna usia 6-21 tahun untuk kelompok belajar paket A, B, C, madrasah, pondok pesantren, kursus, dan bantuan tunai untuk keluarga tidak mampu.

Status: mencapai target.

Realisasi: KJP Plus menjangkau anak putus sekolah bisa digunakan untuk Program Kejar Paket.

2. Memperluas manfaat KJS jadi KJS Plus serta penambahan manfaat untuk para guru ngaji, pengajar Sekolah Minggu, penjaga rumah ibadah, khatib, penceramah dan pemuka agama.

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: KJS untuk guru ngaji atau guru sekolah Minggu hanya sebatas wacana janji kampanye.

3. Membuka 200.000 wirausahawan baru dalam program OK OCE selama 5 tahun

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: Hanya sebanyak 6.000 Jakpreneur (OKE OCE) yang mendapatkan modal.

4. Mengurangi angka pengangguran di Jakarta melalui pendidikan kejuruan.

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: angka pengangguran rata-rata 2012-2017 sebanyak 7,51 persen, sedangkan rata-rata 2018-2021 sebanyak 7,97 persen.

5. Menjaga harga kebutuhan pangan di Jakarta dengan mengendalikan inflasi.

Status: mencapai target.

Realisasi: inflasi relatif terjaga di level 2,4 persen selama periode 2018-2021.

6. Menghentikan reklamasi Teluk Jakarta.

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: Tahun 2020, Anies memberikan izin reklamasi kepada PT Pembangunan Jaya Ancol seluas lebih kurang 150 hektar untuk perluasan kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol dan

Dunia Fantasi (Dufan). Tahun 2022, Anies keluarkan Pergub No. 31 tahun 2022 tentang RDTR yang mengarahkan kawasan reklamasi Pulau G menjadi kawasan Permukiman

7. Membuat pemerintahan yang transparan dengan konsep

Smart City.

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: Menutup akses e-budgeting sehingga masyarakat tidak dapat memantau APBD hingga ke satuan terkecil.

8. Menghentikan praktik penyelewengan di dalam birokrasi.

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: Terjadi korupsi Rp152 M di kegiatan pengadaan lahan DP 0 Rupiah dan juga penyelenggaraan Formula E yang tidak transparan.

9. Menanggulangi banjir, kemacetan, dan pembangunan ITF.

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: normalisasi sungai 0 persen, naturalisasi sungai 0 persen, pembangunan LRT 0 persen, pembangunan ITF 0 persen.

10. Memberikan akses cuti bagi suami yang istrinya hamil, dan

membangun day care yang profesional.

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: Hanya ada tiga Tempat Penitipan Anak (TPA) Negeri di Balai Kota, Kantor Walikota Jakarta Barat, dan Walikota Jakarta Utara. Hanya ada peraturan cuti melahirkan untuk ASN Provinsi DKI Jakarta, itupun cuti tanpa tanggungan.

11. Memberikan kredit usaha bagi kaum perempuan.

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: Tidak ada program kredit untuk perempuan yang diwujudkan.

12. Memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak.

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: Dari janji 267 Rumah Aman, hanya 4 saja yang terbangun hingga 2022.

13. Mengintegrasikan transportasi di DKI Jakarta.

Status: mencapai target.

Realisasi: Anies sudah mengintegrasikan transportasi di

Jakarta dengan satu harga Jaklingko, namun pengorbankan pelayanan terutama di Transjakarta yang menyebabkan

menumpuknya penumpang di halte-halte Transjakarta

14. Mengurangi kesenjangan di Ibu Kota.

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: Indeks Gini Ratio di Jakarta pada September 2017 sebesar 0,409. Sedangkan pada September 2022

sebesar 0,411 artinya kesenjangan di Ibukota semakin meningkat.

15. Mengaktifkan komunitas di Jakarta serta Membangun 175

Science Park dan taman-taman lainnya

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: 0 persen pembangunan science park yang

dalam 5 tahun ini. Dari 261 taman yang janji dibangun,

hanya 100 taman yang terbangun.

16. Membangun museum Betawi dan menjadikan Jakarta

sebagai pusat kebangkitan film nasional melalui sinergi

dengan semua pemangku kepentingan dalam kerja

kreatif sinematografi dan industri film.

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: tidak ada museum kebudayaan Betawi di taman Benyamin Sueb.

17. Menyelenggarakan berbagai kesenian Jakarta sepanjang

tahun.

Status: mencapai target.

Realisasi: Pemprov rutin menggelar festival kesenian sejak tahun 2018.

18. Menurunkan tingkat polusi Jakarta dan Memperbaiki

kinerja PPSU

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: pada bulan Juli 2022 DKI Jakarta menempati urutan kedua di dunia dengan kualitas udara tercemar.

19. Meningkatkan layanan air bersih Jakarta.

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: hingga tahun 2019, cakupan air bersih

hanya bertambah 63,16 persen saja. Hingga 2022, target tidak berubah tetap sebesar 64 persen. SPAM tidak terbangun sama

sekali alias 0 persen.

20. Meningkatkan pelayanan kesehatan di Jakarta.

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: ada 15 kelurahan di DKI yang belum memiliki puskesmas, yakni Kelurahan Duri Selatan, Jembatan Lima, Karanganyar, Tangki, Gambir, Gunung Sahari Selatan, Cikini, Senen, Glodok, Gondangdia, Kebon Kacang, Kemayoran, Cipedak, Karet Semanggi, dan Kebayoran Lama Selatan.

21. Pembangunan kampung susun, kampung deret dan

rumah susun yang melibatkan pengembang kelas menengah.

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: Kampung Susun Bayam kontraktornya

adalah PT PP dan Kampung Aquarium dibangun oleh PT

Nusa Konstruksi Enjiniring. Keduanya adalah perusahaan besar, bukan menengah.

22. Membangun tempat-tempat wisata yang inklusif.

Status: tidak mencapai target.

Realisasi: tidak ada tempat wisata baru yang

dibangun. Hanya beberapa spot Instagramable saja yang dibangun, terutama di Sudirman-Thamrin.

23. Meningkatkan bantuan hibah untuk lembaga keagamaan

dan Ormas.

Status: mencapai target.

Realisasi: hibah Rp352 miliar untuk 131 ormas keagamaan dan tempat ibadah tahun 2022.