Bagikan:

JAKARTA - Indikator Politik Nasional merilis hasil survei mengenai subsisi BBM. Hasilnya, mayoritas responden menyatakan bahwa penyaluran subsidi BBM salah sasaran, karena banyak orang kaya yang menikmati.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, 57,1 persen responden menyatakan setuju penyaluran subsidi BBM tidak tepat sasaran, 9,5 persen menyebut sangat setuju. 

"Mereka menilai bahwa penikmat subsidi merupakan orang mampu, misalnya karena mampu membeli kendaraan bermotor pribadi," ujar Burhanuddin dalam konferensi pers daring, Jumat, 7 Oktober. 

Survei dilakukan dengan metode tatap muka kepada 1.220 orang pada September 2022. Responden merupakan warga yang memiliki hak pilih, berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah. Toleransi kesalahan survei (margin of error) itu sekitar ±2,9 persen.

Para responden yang setuju bahwa subsidi BBM tidak tepat sasaran berasal dari berbagai golongan, baik pekerja, wiraswasta, hingga yang belum bekerja.

Adapun, mayoritas responden yang setuju subsidi tidak tepat sasaran adalah pemilik nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan mereka yang membayar pajak.

Sebanyak 34,9 persen responden menilai bahwa pemberian subsidi tunai lebih tepat. Alasannya, subsidi tunai hanya akan menyasar kelompok masyarakat yang membutuhkan bantuan, juga mengurangi potensi subsidi tidak tepat sasaran.