Kepuasan terhadap Jokowi Turun karena Harga Minyak Goreng dan BBM Mahal
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Lembaga Indikator Politik Indonesia (IPI) menyatakan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus merosot.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menuturkan, saat ini tingkat kepuasan masyarakat kepada Jokowi sebesar 58,1 persen.

"Hari ini, yang mengatakan sangat puas 8 persen, cukup puas 50,1 persen, total 58,1 persen. Lalu yang kurang puas 29,1 persen, tidak puas sama sekali 6,1 persen, total 35,1 persen," kata Burhanudin dalam pemaparan survei virtual, Minggu, 15 Mei.

Burhanuddin mengungkapkan, dalam beberapa bulan terakhir, kondisi inflasi di Indonesia meningkat.

Sejalan dengan itu, kepuasan terhadap Jokowi juga merosot.

Bahkan, angka kepuasan terhadap Jokowi hari ini adalah yang terendah sejak enam tahun terakhir.

"58,1 persen di bulan Mei 2022 adalah angka terendah selama enam tahun terakhir. Terakhir angka kepuasan presiden terendah serendah ini adalah 2016 yakni 59,3 persen," ucap Burhanuddin.

Burhanuddin juga memaparkan hasil survei mengenai kondisi keterjangkauan minyak goreng oleh masyarakat setelah terungkap kasus mafia minyak goreng dan adanya BLT yang dibagikan pemerintah saat ini.

Hasilnya, sebanyak 72,8 responden menganggap saat ini harga minyak goreng kurang terjangkau dan tidak terjangkau sama sekali.

Sedangkan hanya 24,6 responden memandang harga minyak goreng sangat terjangkau, dan 2,6 persen tidak menjawab.

"Mayoritas merasa harga minyak goreng saat ini kurang atau tidak terjangkau sama sekali," tutur Burhanuddin.

Kemudian terkait kenaikan harga BBM, sebanyak 30,6 persen masyarakat menilai pemerintah menaikkan harga BBM untuk mengurangi beban APBN.

Sementara sebanyak 49,1 persen menilai pemerintah harus berupaya untuk tidak menaikkan harga BBM. Serta, 20,3 persen tidak menjawab.

"Jadi, kebanyakan menilai meski harga bahan bakar dunia saat ini mengalami peningkatan, tapi pemerintah harus berupaya agar harga bahan bakar tidak dinaikkan, termasuk jika harus menambah utang," jelasnya.

Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada periode 5-10 Mei 2022.

Populasi survei ini adalah WNI yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Survei dilakukan dengan metode kontak telepon melalui metode random digit dailing dengan sampel basis sebanyak 1.228 orang.

Margin of error survei diperkirakan 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.