PDIP Usul Nomor Parpol Peserta Pemilu 2024 Tak Berubah
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri/DOKUMENTASI VIA ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan dirinya pernah mengusulkan pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar nomor partai peserta pemilu tak berubah. Usulan ini dinilai sebagai bentuk penghematan.

"Jadi dari pihak PDI Perjuangan, kami mengusulkan kepada KPU untuk melihat kembali, karena ini mengikat dengan masalah perundangan, tapi pengalaman dua kali pemilu, sebenarnya yang namanya tanda gambar itu, nomer itu, sebenarnya saya katakan kepada bapak presiden dan ketua KPU dan Bawaslu, bahwa itu terlalu menjadi beban bagi partai," kata Megawati dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 16 September.

Adapun usulan itu disampaikannya saat pelantikan mantan Bupati Banyuwangi Azwar Anas sebagai MenPAN RB di Istana Negara beberapa waktu lalu. Megawati mengaku sempat berjalan bersama petinggi KPU, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kan secara teknis, itu kan harus ganti lagi dengan bendera atau alat peraga yang begitu banyak," tegasnya.

Megawati mengatakan usulan ini tentunya boleh saja disampaikan. Namun, dia tak tahu bagimana sikap partai lain.

Yang jelas, sambung Megawati, KPU maupun lembaga penyelenggara pemilu lainnya memahami keinginannya itu.

Lagipula, usulan itu dinilainya tak sulit dilaksanakan. Misalnya, PDIP yang pada Pemilu 2019 mendapat nomor tiga, bisa terus menggunakannya.

Sementara untuk partai baru yang sebelumnya tak ikut serta pada Pemilu 2019 bisa menggunakan nomor lainnya. "Sehingga dengan demikian, suatu saat kedepannya nomer itu kepegang terus," ungkap Megawati.

"Sehingga tentunya dari sisi pendidikan pembelajaran kepada rakyat, rakyat itu kan nantinya sudah pasti bertanya-tanya. Usulan ini kan kalau saya lihat ini prinsip sangat bisa dimengerti,” kata Megawati.

Megawati mengatakan jika usul ini diterima dan diterapkan, akan membantu parpol tak melakukan pemborosan. Karena alat peraga dan spanduk lama masih bisa digunakan.

“Belum tentu mau ya itu. Saya nggak tahu. Tapi dari sisi kami, kami merasa itu bahan yang tidak terpakai lagi. Karena gambarnya sama, nomernya yang berbeda,” katanya.