Bagikan:

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta sejumlah pihak yang menggelar aksi unjuk rasa menentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi untuk menjalankannya dengan tertib.

Ia tidak ingin demonstrasi yang digelar di Jakarta berujung ricuh karena aksi anarkisme para peserta aksi.

"Kami hanya minta kepada masya Jakarta mari kita sikapi semua ini secara baik, secara bijak, atas kenaikan BBM ini. jangan sampai ada unjuk rasa yang berujung anarkis," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin, 5 September.

Riza pun tak mau aksi yang digelar di kawasan Istana Negara dan gedung DPR RI ini diboncengi oleh oknum-oknum yang sengaja ingin membuat rusuh. Sehingga, para peserta aksi diminta untuk mengantisipasi penyusup yang datang.

"Jadi, hati-hati semuanya dan kita berharap sikapi secara baik secara bijak, kita hadapi semua bersama secara bijak secara baik. Jangan sampai ada nanti kelompok-kelompok, golongan, oknum, siapapun yang membonceng dalam setiap aksi," tegasnya.

Lebih lanjut, mantan Anggota DPR RI ini menuturkan, saat ini pemerintah berupaya mencari solusi untuk bisa menekan inflasi sebagai buntut dari naiknya harga bahan bakar. Salah satunya dengan mengalihkan anggaran subsidi BBM dengan memberikan bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu.

"Pemprov terus melakukan koordinasi dengan semua dinas, dengan perwakilan kantor BI di Jakarta kita juga lakukan rapat rutin. Terkait dengan pangan, inflasi, semua, kita lakukan rapat-rapat penyesuaian," ucap Riza.

"Jadi, selama ini tidak ada pilihan bagi pemerintah pusat kecuali menaikan. Namun, diiringi dengan bantuan langsung tunai kepada masyarakat karena selama ini, menurut pemerintah pusat, subsidi selama ini dinikmati kelompok menengah ke atas. Karena itu, dialihkan subsidinya supaya dinikmati masyarakat tidak mampu," tambahnya.

Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi memicu aksi unjuk rasa di sejumlah daerah, salah satunya di Jakarta. Aksi ini digelar oleh Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam (GPI) di depan gedung DPR RI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di kawasan Istana Negara, dan sekelompok buruh yang juga akan menggelar aksi demonstrasi pada esok hari.

Aksi ini merupakan bentuk protes dari keputusan pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi per 3 September 2022.

Harga pertalite naik sebesar Rp2.350 per liter, solar subsidi naik Rp1.650, dan Pertamax naik Rp2.000. Dengan rincian pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter pertamax non subsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.