Harga BBM Naik, Wagub DKI: Memang Berat Bagi Semua
Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (DOK ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi berdampak pada beban pengeluaran masyarakat yang kini menjadi lebih berat.

Sebab, naiknya harga BBM mengakibatkan biaya angkutan transportasi, logistik, hingga harga pangan yang dikonsumsi masyarakat ikut meningkat. Namun, Riza berharap masyarakat masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

"Memang ini menjadi berat bagi semua. Hampir pasti ada kenaikan-kenaikan harga. Namun kami harapkan kenaikan harganya tidak besar, sehingga masih dapat dijangkau oleh warga Jakarta khususnya," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 5 September.

Riza pun meminta masyarakat menyikapi kenaikan harga BBM secara bijak. Ia menuturkan, saat ini pemerintah berupaya mencari solusi untuk bisa menekan inflasi sebagai buntut dari naiknya harga bahan bakar.

"Kan upaya-upaya terus dilakukan. Sepanjang ini kita terus koordinasi, rapat-rapat dengan semua stakeholder, dengan pihak terkait," ucap Riza.

Pemprov terus melakukan koordinasi dengan semua dinas, dengan perwakilan kantor BI di Jakarta kita juga lakukan rapat rutin. Terkait dengan pangan, inflasi, semua, kita lakukan rapat-rapat penyesuaian," lanjutnya.

Pemerintah resmi memutuskan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi per 3 September 2022. Ini disampaikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dalam konferensi pers bersama Presiden Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini di Istana Merdeka.

Harga pertalite naik sebesar Rp2.350 per liter, solar subsidi naik Rp1.650, dan Pertamax naik Rp2.000. Dengan rincian pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter pertamax non subsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

“Ini berlaku satu jam setelah diumumkan, berarti mulai berlaku pada pukul 14.30 WIB,” kata Arifin Tasrif.

Menurut Presiden Jokowi, pemerintah telah berupaya sekuat tenaga melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia. Namun, apa daya anggaran subsidi dan kompensasi BBM 2022 telah dinaikkan tiga kali lipat dari hanya Rp152,5 triliun ke Rp502,4 triliun. Bahkan, perkiraannya akan terus meningkat.

Bila terus ditambah, subsidi BBM akan semakin membengkak dan kurang tepat sasaran. Saat ini saja, lebih dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu, yaitu pemilik mobil pribadi.

“Ini adalah pilihan terakhir pemerintah. Mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi mengalami penyesuaian. Sebagian subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran,” ucap Jokowi.

Dalam bentuk, Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM sebesar Rp12,4 triliun yang diberikan kepada 20,65 juta keluarga kurang mampu sebesar Rp150 ribu per bulan selama 4 bulan. Pemberian terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama Rp300.000 pada September 2022 dan sisanya pada Desember 2022.

Pemerintah juga menyiapkan anggaran sebesar Rp9,6 triliun untuk 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp3,5 juta per bulan dalam bentuk bantuan subsidi upah yang diberikan sebesar Rp600 ribu.

“Saya juga telah memerintahkan pemerintah daerah untuk menggunakan 2 persen dana transfer umum sebesar Rp2,17 triliun untuk bantuan angkutan umum, bantuan ojek online, dan untuk nelayan. Subsidi harus lebih menguntungkan masyarakat yang kurang mampu,” tutur Jokowi.