YOGYAKARTA – Pemerintah terus menggaungkan wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan disebabkan karena berbagai hal, salah satunya adalah kenaikan harga minyak dunia yang terus meroket. Di luar pro dan kontra terhadap kebijakan kenaikan harga BBM, masyarakat perlu mengetahui dampak harga BBM naik yang mungkin akan diambil oleh pemerintah.
Penyebab Harga BBM Naik
Wacana menaikkan harga BBM di Indonesia dipicu oleh berbagai faktor. Hal tersebut diungkap oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam beberapa kesempatan. Adapun beberapa kondisi yang membuat kebijakan menaikan harga BBM patut dipertimbangkan adalah sebagai berikut.
-
Beban Subsidi Makin Berat
Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan bahwa subsidi untuk BBM dinilai semakin membebani APBN. Nilai subsidi dan kompensasi yang dikucurkan biasanya hanya mencapai kurang lebih Rp100 triliun per tahun.
Namun karena dinamika global yang saat ini terjadi, ditambah dengan tingginya harga komoditas energi membuat pemerintah menggunakan instrumen fiskal dengan mengucurkan nilai yang lebih besar. Angka taksiran yang harus dikeluarkan Pemerintah yakni mencapai Rp502 triliun.
-
Harga Minyak Naik
Wacana menaikkan harga BBM di Tanah Air tak lepas dari fluktuatifnya harga minyak dunia. Pemerintah sempat mengasumsikan harga minyak mentah mencapai US$ 100 per barel hingga akhir 2022. Namun, harganya diprediksi terus naik hingga di atas harga asumsi pemerintah.
-
BBM Subsidi Tak Tepat Sasaran
Naiknya harga minyak dunia diperparah dengan target BBM bersubsidi yang tak tepat sasaran. Ternyata masih ada masyarakat kelas atas yang membeli BBM subsidi. Bahkan, sebagian besar BBM bersubsidi dinikmati oleh kelas atas. Hal ini sempat disampaikan oleh Menkeu Sri Mulyani.
Dampak Harga BBM Naik
Sejumlah pakar juga telah mengungkap dampak jika harga bahan bakar minyak di Indonesia naik. Berikut VOI rangkumkan untuk Anda, diambil dari beberapa sumber.
-
Naiknya Inflasi
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menjelaskan bahwa naiknya harga BBM akan memancing naiknya angka inflasi di Tanah Air.
"Ini yang akan secara keseluruhan menaikkan ekspektasi inflasi naik. Mendorong barang-barang naik," jelas Piter Abdullah, mengutip detikFinance.
-
Daya Beli Turun
Hal senada juga diungkap oleh ekonom energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi. Menurutnya, jika harga BBM naik maka inflasi bisa mencapai 6,2 persen.
"Sehingga inflasi tahun berjalan bisa mencapai 6,2 persen yoy (Year Over Year)," katanya, dikutip dari Kompas, Senin 29 Agustus 2022.
Ia menilai, besaran angka inflasi tersebut akan memperburuk daya beli konsumsi masyarakat, sehingga pertumbuhan ekonomi juga diprediksi akan turun.
-
Ekonomi Berpotensi Jatuh
Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Thohir menilai, wacana kenaikan harga BBM di Indonesia berpotensi membuat ekonomi masyarakat yang belum pulih sepenuhnya bisa jatuh. Selain itu ia juga menilai sejumlah proyeksi ekonomi akan terdistorsi.
“Kalau ekonomi berat maka transaksi/perdagangan akan terkontraksi. Kalau kontraksi maka target ekonomi akan tidak tercapai. Kalau target tidak tercapai maka penerimaan negara akan turun (tidak tercapai pula). Sehingga ini menjadikan kenaikan BBM menjadi sia-sia belaka. Upaya yang sia-sia,” ujar Hafisz, dikutip dari dpr.go.id.
Meski wacana kenaikan harga BBM santer terdengar, hingga saat ini Pemerintah belum secara resmi mengambil keputusan mengurangi subsidi BBM. Masyarakat bisa memantau wacana kenaikan BBM dan dampak harga BBM naik melalui situs VOI.ID.