JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria buka suara terhadap aksi demonstrasi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja yang berujung bentrokan.
Jika Anies menganggap aksi kemarin adalah hak warga untuk menyampaikan aspirasi, Riza justru menyayangkan aksi yang dilakukan sejumlah mahasiswa, pelajar, dan masyarakat dan menganggap aksi mereka anarkis.
"Kami menyayangkan ada aksi anarkis dari masyarakat Jakarta dan sekitarnya yang telah melakukan perusakan tempat umum, fasilitas umum," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat, 9 Oktober.
Alasan Riza menyayankan demo kemarin karena terjadi perusakan hingga pembakaran berbagai fasilitas publik, seperti halte Transjakarta, pos polisi, lampu merah, tanaman, serta aksi corat-coret.
"Seperti halte kurang lebih ada 25 halte, kerugian yang dihitung sementara Rp65 miliar," ungkap Ketua DPP Gerindra tersebut.
Sementara, sikap Anies menghadapi pemdemo terlihat dalam kunjungannya ke kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Anies menemui para mahasiswa dan mendengar keluhan mereka.
BACA JUGA:
Sejumlah mahasiswa dan warga menyampaikan keluhannya atas penolakan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja. Menanggapi hal itu, Anies menyebut semua masyarakat berhak menyampaikan aspirasi.
"Setiap warga negara bisa menyampaikan pendapatnya hari ini kami menghormati hak warga negara. Karana itu, tadi kita dengar apa yang jadi aspirasi," ucap Anies di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Kamis, 8 Agustus.
Menurut Anies, semua aspirasi yang dikeluhkan kepadanya akan ia sampaikan dalam pertemuan seluruh gubernur se-Indonesia pada hari ini.
"Apa yang tadi jadi aspirasi, besok (hari ini) kita akan teruskan aspirasi itu. Besok (hari ini) akan kita lakukan pertemuan itu," tutur Anies.