Bagikan:

JAKARTA - Harga telur di sejumlah daerah, termasuk Jakarta mengalami kenaikan. Wakil Gubernur DKI Jakarta menyebut tingginya harga telur saat ini salah satunya disebabkan oleh faktor cuaca.

"Memang, sekarang ini mengenai pangan, karena cuaca dan fakor lainnya, memang itu turun-naik harga-harga," kata Riza di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu, 24 Agustus.

Meski demikian, Riza yakin pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah bisa mengupayakan agar harga telur dapat kembali stabil.

Mantan Anggota DPR RI ini memastikan jajarannya akan mencari berbagai macam solusi agar kenaikan harga telur ini bisa dikendalikan serta ketersediaannya terjaga untuk dikonsumsi masyarakat.

"Insyaallah akan kita upayakan untuk cari solusi yang terbaik agar semua kebutuhan pangan tidak hanya tersedia, tapi jumlah kebutuhan dan harga terjangkau," tutur dia.

Sebagai informasi, harga salah satu komoditas bahan kebutuhan pokok yakni telur ayam ras naik di banyak daerah.

Dilihat dalam situs infopangan.jakarta.go.id, harga telur ayam di pasar Jakarta saat ini mencapai Rp31.065 per kilogram.

Ati, salah seorang pedagang Pasar Kramat Jati mengatakan, kenaikan harga tersebut sudah terjadi sejak seminggu terakhir. Dia menyebut kenaikan harga disebabkan sedikitnya pasokan dari peternakan.

"Konsumen banyak yang mengeluh kenapa harganya mahal sekali," kata Ati, Selasa, 23 Agustus.

Ati menambahkan, akibat kenaikan harga telur ayam itu berpengaruh terhadap omzet penjualan yang diterimanya.

Dua pekan sebelumnya harga telur ayam di Pasar Kramat Jati masih pada kisaran Rp28.000 per kilogram, namun pada pekan lalu naik 7 persen menjadi Rp30.000, dan sekarang tembus Rp31.000 per kilogram.

Ati mengaku mengalami penurunan omzet penjualan hingga 25 persen dibandingkan sebelumnya saat harga telur ayam masih normal yang pada kisaran Rp25 ribu.

"Ya harapannya semoga harganya bisa segera turun sehingga konsumen bisa beli lagi," ujar Ati.