Bagikan:

SULTRA - Kepala Lembaga Pemasyarakatan (LP) Baubau, Herman Mulawarman, mengatakan ada kemungkinan memasukkan narkoba ke dalam LP lewat jalur udara memakai drone. Dia pun menegaskan drone yang melintas di area LP di Sulawesi Tenggara (Sultra) itu akan ditembak jatuh.

"Jadi kami antisipasi, jadi tadi saya perintahkan anggota manakala ada drone berputar-putar atau singgah di atas area LP supaya dilumpuhkan dengan ditembak jatuh, karena mungkin itu adalah modus untuk memantau keadaan aktivitas area lapas dari udara," kata dia, di Baubau, Minggu 28 Agustus.

Ia katakan itu menyusul satu drone diketahui terbang di atas LP Baubau meski baru kali pertama terjadi.

"Tadi (drone) sudah melintas di atas dan lama berputar-putar memantau. Nah, setelah saya lihat dan informasikan petugas akhirnya semua keluar melihat, dan saat kami kejar-kejar, (drone-nya) bergerak cepat langsung hilang, sehingga kami susah untuk melihat," ujarnya disitat Antara.

Dia menilai, mereka menganggap aktivitas drone di area LP Baubau itu ditenggarai modus dari luar untuk memantau keadaan LP.

"Jadi saya teringat bahwa drone ini perlu diawasi juga, sebab hal-hal begini sering terjadi di beberapa LP besar, pernah terjadi pada saat dinas di LP narkotika, kebetulan saya kepala LP Narkotika Nusakambangan, dan setiap malam itu drone selalu berada di atas area penghuni (napi), jadi ketika (drone) turun dan saat kami kejar dia naik (terbang). Jadi itulah cara-cara yang dilakukan bandar-bandar besar di Jawa maupun di Nusakambangan," tuturnya.

Menurut dia, teknologi drone yang biasanya digunakan para bandar maupun kurir narkoba tidak hanya untuk memantau situasi lapas, tetapi bisa saja dipakai membawa narkotika lewat jalur atas (udara) yang kemudian turun ke dalam lalu bergerak cepat meninggalkan sasaran.

"Kan di dalam (LP) ini luas, begitu dia (drone) masuk, turun tinggal diambil dengan cepat, makanya itulah kita antisipasi. Jadi saya perintahkan tadi anggota manakala drone ada berputar-putar di atas area LP khususnya halaman dalam ditembak jatuh saja, karena kami tidak punya alat untuk menjatuhkan drone," ujarnya.

"Baru- baru ini kita menemukan dua narapidana terbukti memiliki narkotika jenis sabu usai digeledah. Makanya dengan tertangkapnya itu dan semakin ketatnya pengawasan kami sehingga bisa saja dipakai cara lain untuk memasukkan barang berbahaya itu," sambungnya.

Modus-modus lama, di antaranya menitipkan atau melempar benda-benda haram itu melintasi pagar yang tidak begitu tinggi sudah sulit ditempuh. Akan tetapi sistem pengawasan oleh petugas, selain mengawasi gerak-gerik yang mencurigakan, juga menggunakan kamera pengawas.