Bocorkan Informasi Lokasi Pasukan dan Peralatan Militer ke Tentara Ukraina, Dua Pekerja PLTN Zaporizhzhia Ditahan Rusia
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia Ukraina. (Wikimedia Commons/Maxim Gavrilyuk)

Bagikan:

JAKARTA - Dua pekerja Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia ditahan pada Hari Rabu, lantaran membocorkan informasi sensitif kepada pihak Ukraina, sebut Garda Nasional Rusia.

PLTN terbesar di Eropa tersebut berada di wilayah Ukraina. Namun, setelah invasi Moskow pada 24 Februari, pembangkit tersebut diduduki pasukan Rusia pada Bulan Maret.

Garda Nasional mengatakan, kedua pekerja tersebut ditangkap karena melakukan tindakan ilegal dan mengancam keamanan pabrik, mengirimkan informasi ke angkatan bersenjata Ukraina tentang lokasi personel dan peralatan militer Rusia di pembangkit tersebut, melansir Reuters 25 Agustus.

Selain kedua pekerja, Rusia juga menahan pekerja lainnya yang dikatakan melanggar prosedur akses pabrik. Menilainya sebagai kaki tangan Angkatan Bersenjata Ukraina, lantaran mengirimkan koordinat pergerakan kolom peralatan Rusia."

Tidak ada komentar langsung dari Ukraina mengenai penahanan yang dilakukan oleh Garda Nasional Rusia ini.

Sebelumnya, dua pekerja pembangkit lainnya, seorang insinyur dan penjaga, juga ditahan oleh Rusia, menurut pejabat Zaporizhzhia yang ditunjuk Moskow, Vladimir Rogov.

Dikatakan, keduanya telah ditahan pada 17 Agustus lalu. Mereka dikenakan tuduhan membantu pasukan Ukraina untuk menargetkan serangan terhadap pembangkit.

Diketahui, Rusia dan Ukraina saling tuding terkait penembakan yang terjadi di kawasan pembangkit tersebut, menimbulkan kekhawatiran akan bencana nuklir.

Seorang teknisi Ukraina di pembangkit tersebut mengatakan kepada Reuters pekan lalu, staf bekerja di bawah tekanan besar, dengan pasukan Rusia bersenjata lengkap, berpatroli di semua bagian situs, tetapi tetap tinggal untuk memastikan tidak terulangnya bencana nuklir Chernobyl.

Terpisah, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyerukan penerapan zona demiliterisasi di kawasan pembangkit, sementara Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tengah berusaha untuk mendapatkan akses ke sana.