Antisipasi Radikalisme, BNPT Minta Mahasiswa Baru Hindari Kelompok Pengajian Umbar Kebencian
Warga melintas di dekat spanduk penolakan terhadap teroris di kawasan Jl Malioboro, Yogyakarta, Mei 2018. (ANTARA-Andreas Fitri A)

Bagikan:

PADANG - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengingatkan pelajar lulusan setara SMA/SMK yang meneruskan pendidikannya menjadi mahasiswa bisa mengendalikan diri dari paparan radikalisme biasanya muncul dari kelompok pengajian yang menanamkan rasa kebencian.

"Mahasiswa baru harus berani dan mengharumkan nama kampus dengan tetap menjaga keutuhan NKRI," kata Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa 16 Agustus.

Ia menyampaikan, hal itu pada Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Unand 2022 dengan tema "Tumbuhkan Rasa Kebangsaan dan Cinta Tanah Air Cegah Radikalisme dan Terorisme".

Menurut dia, hampir di setiap kampus ada kelompok pengajian yang menanamkan kebencian dan permusuhan, selalu menyalahkan kebijakan pemerintah, rektor, dan dekan dengan penafsiran keagamaan.

"Ini yang perlu diwaspadai agar tidak terbawa arus," kata dia disitat Antara.

Ia mengingatkan ciri-ciri radikalisme di antaranya adalah menolak Pancasila. "Padahal Pancasila merupakan ideologi negara yang dilahirkan pendiri bangsa dan tak boleh digantikan," kata dia.

Kemudian ciri radikalisme lain, kata dia, adalah menolak NKRI dan sejak Indonesia diproklamasikan ada kelompok yang ingin menggantinya dengan negara agama.

Sebab itu, katanya, semua pihak berperan mempertahankan NKRI agar kelompok radikal tidak bisa mencuci otak para mahasiswa baru.

Menurut dia, setiap tahun ajaran baru kelompok radikal menyebar di semua kampus untuk mengincar generasi muda.

"Berdasarkan berbagai penelitian, lebih separuh dari mereka yang terpapar radikalisme adalah generasi muda sehingga para mahasiswa baru perlu waspada," tuturnya.

Ia mengingatkan, para generasi muda melanjutkan perjuangan pendiri bangsa dengan belajar bersungguh-sungguh dengan semua disiplin keilmuan.

Dia mengingatkan jangan dengan mudah menuding seseorang teroris dari pakaian. "Tidak bisa dikatakan yang celana cingkrang atau pakai cadar teroris karena itu adalah pilihan pakaian," katanya.

Sementara Rektor Unand Prof Yuliandri menyampaikan para mahasiswa baru 2022 adalah insan terbaik dari ketatnya persaingan sesama calon mahasiswa Universitas Andalas Tahun Akademik 2022/2023.

Oleh karena itu, katanya, para mahasiswa harus bersyukur dengan serius menuntut ilmu dan merajut masa depan.

Ia mengingatkan bahwa kebebasan yang ada di kampus adalah kebebasan akademik dan mimbar akademik, bukan kebebasan yang didefinisikan menurut pemikiran sendiri.

"Melalui pemahaman yang baik tentang hal tersebut, sebagai mahasiswa dapat meraih sukses dan keberhasilan dalam belajar dan berprestasi secara gemilang," tandasnya.