'9 Bulan 10 Hari Brigadir J Dikandung, Dididik jadi Polri Sampai Ditembak Penjahat' Kamaruddin Minta Keluarga Terima Kompensasi
Petugas mengangkat peti jenazah almarhum Brigadir J usai pembongkaran makam di Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu 27 Juli. (ANTARA-Wahdi S)

Bagikan:

JAKARTA - Upaya Kuasa hukum keluarga Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak untuk memulihkan nama baik almarhum dari berbagai fitnah yang selama ini berkembang terus dilakukan. Terbaru, Kamaruddin meminta agar keluarga juga diberikan kompensasi.

Kenapa demikian? Selama ini ibu dari Brigadrir J dan keluarga telah bersusah payah mendidik sang anak dari kecil sampai akhirnya resmi berseragam Korps Bhayangkara. 

"Ada satu lagi memberikan kompensasi kepada orang tuanya, kompensasi materi-materi karena sudah melahirkan dia 9 bulan 10 hari, mendidik dia dari bayi, menghantar dia jadi Polri, tahu-tahu begitu saja dipotong-potong dan ditembakin oleh para penjahat ini. Nah di sini ibu-ibu se tanah air terpukul, karena ibu-ibu lah yang menanggung beban ini sangat berat, itulah the power of emak-emak," kata Kamaruddin di Mabes Polri, Jakarta, Selasa, 16 Agustus.

Tak hanya kompensasi, Kamaruddin juga meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar melakukan rehabilitasi nama baik yang bersangkutan dari fitnah selama ini.

Bahkan Brigadir J harus dijadikan simbol dari Polri, merebut institusi dari tangan mafia yang selama ini ada.

"Yang berikutnya menjadikan museum, museum apa namanya itu rumah dinas Kadiv Propam Polri supaya di situ nanti tergambar apa namanya itu peran mafia, hantaran mafia, rencana pembunuhan, kemudian pembunuhan, kemudian muncul pengacara, muncul kemudian apa tuh hoaks, hoaks,"

"Sampai akhirnya drama itu drama Duren Tiga ini terbelah pecah kongsi, dan begitu ya kan akhirnya. muncul lagi PPATK yang sudah mengendus aliran uang itu dan sebagainya. Dan nanti dilihat dari itu sepanjang masa, inilah lambang kejahatan akibat kompromi dengan kegelapan. Nah nanti diingatlah itu selama-lamanya dan polisi trauma dengan itu tidak lagi melakukan cara-cara yang jahat seperti itu di kemudian hari," tegas Kamaruddin.