JAKARTA - Warga Korea Selatan mungkin akan segera dapat membawa perangkat di dalam tubuh mereka sendiri, dalam bentuk tato yang dipesan lebih dahulu, secara otomatis memperingatkan mereka tentang potensi masalah kesehatan, jika proyek tim sains membuahkan hasil.
Para peneliti di Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) di Kota Daejeon barat daya Seoul, telah mengembangkan tinta tato elektronik yang terbuat dari logam cair dan karbon nanotube yang berfungsi sebagai bioelektroda.
Dihubungkan ke perangkat elektrokardiogram (EKG) atau biosensor lainnya, alat ini dapat mengirimkan pembacaan detak jantung pasien dan tanda-tanda vital lainnya, seperti glukosa dan laktat ke monitor.
Tujuan akhir para ahli dari penelitian ini adalah untuk menggantikan biosensor
"Di masa depan, apa yang kami harapkan adalah menghubungkan chip nirkabel yang terintegrasi dengan tinta ini, sehingga kami dapat berkomunikasi, atau kami dapat mengirim sinyal bolak-balik antara tubuh ke perangkat eksternal," kata pemimpin proyek Steve Park, seorang profesor ilmu material dan teknik, melansir Reuters 2 Agustus.
'Monitor' semacam itu secara teori dapat ditempatkan di mana saja, termasuk di rumah pasien.
Diketahui, tinta yang digunakan non-invasif dan terbuat dari partikel berbahan dasar galium, logam lunak berwarna keperakan yang juga digunakan dalam semikonduktor atau termometer. Tabung nano karbon berhias platinum membantu menghantarkan listrik sekaligus memberikan daya tahan.
BACA JUGA:
"Ketika dioleskan ke kulit, bahkan dengan menggosok, tato tidak akan hilang, yang tidak mungkin hanya dengan logam cair," tandas Park.