Bagikan:

JAKARTA - Mulai awal 2025, semua anak di Korea kemungkinan akan diizinkan masuk sekolah dasar satu tahun lebih awal, menurut laporan kementerian pendidikan Jumat.

Melaporkan rencana kebijakan utama tahun ini kepada Presiden Yoon Suk-yeol, kementerian mengatakan akan segera memulai diskusi penuh tentang penurunan usia sekolah dasar, dari enam menjadi lima tahun.

Pihak Kementerian mengatakan, penurunan usia masuk sekolah satu tahun diharapkan akan berlaku paling cepat pada 2025, jika ada konsensus sosial.

Terlepas dari perubahan usia sekolah yang direncanakan, sistem pendidikan 6-3-3-4 negara saat ini, enam tahun di sekolah dasar, masing-masing tiga tahun di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, dan empat tahun di universitas, akan tetap tidak berubah, kata kementerian itu.

Diketahui, di bawah sistem yang berlaku di Negeri Ginseng saat ini, sembilan tahun sekolah dasar dan menengah adalah wajib.

Kementerian mengatakan sistem usia sekolah baru, jika diselesaikan, akan diberlakukan secara bertahap selama empat tahun dengan pertimbangan keterbatasan pasokan guru dan ruang sekolah.

"Awalnya, periode penegakan dua tahun diusulkan untuk sistem usia sekolah baru, tetapi proposal itu dibatalkan karena kemungkinan kebingungan yang sangat besar," kata Menteri Pendidikan Park Soon-ae, melansir Korea Times 30 Juli.

Dia mengatakan, apakah orang tua akan setuju dengan sistem usia sekolah baru adalah variabel lain, sementara kementeriannya akan sepenuhnya mendengarkan pendapat pejabat sekolah, pakar pendidikan dan orang tua.

Menteri juga mengatakan pemerintah akan mendorong untuk mengintegrasikan taman kanak-kanak dan pusat penitipan anak, yang sekarang diawasi secara terpisah oleh kementerian pendidikan dan kesehatan.

Pusat penitipan anak biasanya menerima anak-anak yang berusia beberapa bulan hingga lima tahun, sedangkan taman kanak-kanak biasanya menerima anak-anak dari usia tiga tahun hingga sekitar usia pra-sekolah.

Integrasi kedua institusi tersebut telah lama dibicarakan sebagai bagian dari upaya mempersempit kesenjangan sosial.

DIketahui, rencana kebijakan lain yang diungkapkan oleh kementerian pendidikan termasuk memperkuat dukungan pendidikan bagi penyandang disabilitas, menciptakan 444 kelas sekolah baru untuk siswa multikultural, memberikan bimbingan khusus untuk anak-anak pembelot Korea Utara dan membina 1 juta profesional digital pada tahun 2027 melalui pembentukan kejuruan tambahan. sekolah menengah, yang dikenal sebagai sekolah "meister", dan sekolah menengah khusus.