Bagikan:

JAKARTA - Di Jepang, standar kecantikan terus berkembang, dan salah satu tren yang kini semakin populer adalah perawatan penghilangan bulu tubuh untuk anak-anak. Perawatan yang sebelumnya dianggap sebagai kebutuhan orang dewasa ini kini merambah ke anak-anak, bahkan sejak Sekolah Dasar (SD).

Suzu Tanaka anak usia 6 tahun menjalani perawatan penghilangan bulu di lengan dan kakinya di sebuah salon kecantikan di Tokyo, Jepang. Ini merupakan perawatan kelima dari rangkaian 12 sesi.

Suzu adalah nama samaran untuk melindungi privasinya. Ia memulai perawatan ini di cabang salon kecantikan Dione di Shinjuku pada bulan Juni saat berusia 5 tahun.

"Ia mulai merasa minder setelah temannya menyebutkan bahwa rambut di atas bibirnya membuatnya terlihat seperti memiliki kumis," kata ibunya, yang juga menggunakan nama samaran, Miyuki Tanaka, dikutip VOI dari laman The Japan Times pada Jumat, 10 Januari 2025.

"Setelah berdiskusi dengan suami saya, kami memutuskan bahwa akan lebih baik jika rambut tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan sebelum dia mulai masuk sekolah dasar, di mana ada kegiatan berenang," ujar ibu berusia 33 tahun tersebut.

Di Jepang, perawatan penghilangan bulu di salon kecantikan dan lembaga medis, yang sebelumnya dianggap hanya untuk orang dewasa, semakin sering ditawarkan untuk anak-anak, bahkan untuk mereka yang berusia tiga tahun. Kekhawatiran akan diejek menjadi alasan utama perawatan ini.

Namun, para ahli memperingatkan risiko yang dapat ditimbulkan, seperti dampaknya pada kulit anak yang sensitif, serta tekanan sosial yang menyertai perawatan tersebut.

Keiko Aiba, profesor di Universitas Meiji Gakuin yang meneliti penghilangan bulu di kalangan siswa SMA mengatakan bahwa praktik ini telah menjadi standar perawatan tubuh, bukan pilihan bagi sebagian besar masyarakat Jepang.

"Biaya sosial untuk melawan norma ini sangat tinggi. Di Jepang, penghilangan bulu tubuh telah umum, dalam banyak hal ini menjadi bentuk perawatan dasar," katanya.

"Ada kecenderungan untuk mengaitkan perawatan tubuh yang buruk dengan kurangnya karakter atau disiplin," lanjutnya.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Benesse, perusahaan layanan pendidikan anak, antara April dan Mei tahun lalu terhadap orang tua siswa SD, SMP, dan SMA dengan 1.284 responden valid, mengungkapkan bahwa 77,3% anak-anak mereka mengungkapkan kekhawatiran tentang bulu tubuh.

Survei tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 70% anak-anak kelas 2-4 SD memiliki kekhawatiran serupa. Persentase ini meningkat menjadi 80% di kalangan siswa kelas lima hingga SMP, dan mencapai puncaknya lebih dari 90% di kalangan siswa SMA kelas satu dan dua.

Salah satu responden, orang tua siswa kelas lima dari Hokkaido, mengaku dilema antara ingin membantu anaknya mengatasi ketidakamanan dan memperkenalkan produk penghilangan bulu di usia muda.

"Kadang-kadang, anak saya merasa memiliki lebih banyak bulu daripada orang lain, jadi saya pikir dia cukup minder tentang hal itu," kata orang tua tersebut dalam survei.

"Saya ingin membantunya, tetapi saya tidak yakin apakah saya harus mengambil tindakan atau tidak. Saya juga tidak tahu apakah aman menggunakan produk seperti krim penghilang bulu." tambahnya.