Nenek Berusia 99 Tahun Ini Akhirnya Menerima Ijazah, Setelah Sekolahnya Ditutup 85 Tahun Lalu
Ilustrasi. (Unsplash/@city_child)

Bagikan:

JAKARTA - Mendapatkan ijazah sekolah di usia lanjut, puluhan tahun setelah tempat sekolah ditutup, saat terjadi perang terhadap penjajah tentu menjadi hal yang tidak pernah dibayangkan nenek yang satu ini.

Di usianya yang menginjak 99 tahun, nenek ini menerima ijazah SMP dan SMA, 85 tahun setelah sekolah menengah tempatnya ditutup oleh pemerintah pendudukan kolonial Jepang, melansir Korea Times 12 Mei.

Adalah Kim Deok-hwa, seorang nenek yang sekolahnya ditutup lantaran pengelola dan siswa menolak untuk beribadah di kuil Jepang lokal, saat Negeri Matahari Terbit menduduki Korea rentang waktu 1910-1945.

Menurut Sekolah Menengah dan Menengah Atas Speer Girl Gwangju, mereka akan mengadakan acara hari pulang kampung pada Sabtu lusa, di mana mereka akan memberikan ijazah sekolah menengah dan atas untuk kehormatan Kim.

Lahir di Kabupaten Yeongwang, Provinsi Jeolla Selatan, Kim bersekolah di Speer Girl's School, yang setara dengan sekolah menengah. Tetapi, ia harus meninggalkan sekolah tersebut pada tahun 1937 karena penutupan, saat ia berusia 14 tahun.

Kim Deok-hwa
Kim Deok-hwa. (Sumber: Gwangju Speer Girl's Middle and High School via Korea Times)

Menurut makalah sekolah tentang sejarahnya, kekaisaran Jepang memaksa orang Korea untuk menyembah kaisar Jepang di bagian akhir pemerintahan kolonialnya dan mulai membangun kuil di seluruh negeri.

Di Gwangju, sebuah kuil dibangun pada tahun 1935, dan pihak berwenang memerintahkan para siswa di sekolah-sekolah lokal untuk memberi penghormatan kepada kuil tersebut.

Para pengajar dan siswa Speer Girl's School dan sejumlah sekolah lainnya yang dioperasikan oleh misionaris Gereja Presbiterian, menolak untuk beribadah di kuil Jepang, baik karena perlawanan terhadap kolonialisme Jepang maupun karena keyakinan agama mereka. Sekolah ditutup pada 6 September 1937, yang telah ditetapkan sebagai hari ibadat.

Meskipun Korea dibebaskan pada tahun 1945, dan Sekolah Speer Girl dibuka kembali pada bulan Desember tahun itu, Kim tidak dapat melanjutkan studinya karena dia menikah pada usia 18 tahun dan terus bekerja.

Kim diketahui membesarkan delapan anak sebagai janda, setelah suaminya meninggal ketika dia berusia 43 tahun.

Kisahnya pertama kali mendapat perhatian publik setelah dia muncul di sebuah acara TV, diperkenalkan sebagai "nenek berusia 99 tahun yang bermain piano."

Dia belajar sendiri bermain piano pada usia 71 tahun, menghabiskan sebagian besar waktunya bermain instrumen. Dia masih bisa menyanyikan lagu sekolah, menurut pejabat sekolah.

Selain menghadiri acara homecoming day, rencananya Kim juga akan mengunjungi gereja tempat ayahnya, Kim Jong-in, menjabat sebagai pendeta.