Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin akan membentuk laboratorium Biomedical dan Genome Sience Initiative (BGSi) pada pekan depan. Laboratorium ini terletak di Gedung Eijkman, Jakarta Pusat.

Budi menuturkan, BGSi ini akan berisi lab imunologi, lab sel dan molekuler, ruang ekstraksi DNA, dan lab genomik diabetes.

Kata dia, sebelumnya pengecekan kondisi kesehatan seseorang harus mengambil dari darah, MRI, dan CT Scan. Melalui BGSi, ke depan diagnosisnya menggunakan genom sequencing.

"Genome sequencing bisa melihat secara benar-benar rinci yang ada di tubuh manusia, terutama terkait kondisi kesehatan seperti apa. Malah, ke depannya BGSi ini bisa melihat potensi penyakit yang akan timbul di masa mendatang,” kata Budi dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa, 2 Agustus.

Lebih lanjut, Budi menuturkan bahwa pendirian BGSi masuk dalam salah satu jenis program transformasi di bidang kesehatan pemerintah.

Ada 6 jenis transformasi kesehatan yang dilakukan, yakni transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.

"Program BGSi ini termasuk bagian dari pilar keenam transformasi kesehatan bidang teknologi kesehatan," ujar Budi.

Sebagai informasi, genome sequencing adalah metode yang digunakan untuk mengurutkan genom yang berada di organisme, seperti bakteri, virus, dan manusia. Genom adalah materi genetik yang tersusun dari DNA.

Metode genome sequencing banyak digunakan sebagai penelitian di bidang genetik dan biologi molekuler, termasuk di bidang medis untuk memahami berbagai penyakit

Saat ini, mesin genome sequencing masih berjumlah 12. Rencananya, mesin ini akan ditambah menjadi 30 dan akan digunakan di rumah sakit rujukan nasional antara lain RS Kanker Dharmais, RS PON untuk stroke, RSCM untuk penyakit metabolik seperti diabetes dan ginjal, RS di Yogyakarta, kemudian RSPI untuk infeksi, dan RS Sanglah untuk aging and wellness.