JAKARTA - Kementerian Kesehatan menggandeng swasta bidang teknologi kesehatan untuk penyediaan teknologi fase pertama pembuatan database populasi 10.000 genom dalam Proyek Genom Nasional.
Ilmu genomika telah diidentifikasi sebagai salah satu kunci pengembangan teknologi kesehatan di bawah enam pilar strategi transformasi pelayanan kesehatan yang diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan awal tahun ini di tengah pandemi COVID-19.
Kemenkes pun membentuk Biomedical & Genom Science Initiative for Presicion Medicine (BGSi) untuk memimpin penerapan penggunaan teknologi genetik sehingga mencapai teknik pengobatan yang akurat.
“Metode pengumpulan informasi genetik atau disebut Whole Genome Sequencing (WGS) telah terbukti di dunia kesehatan dengan membantu dalam mendeteksi dan untuk pengobatan COVID-19 dan akan terus mengambil peran penting dalam memastikan kesehatan masyarakat Indonesia,” jelas Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin dalam pernyataan yang dikutip ANTARA, Kamis, 25 Agustus.
Di bawah BGSi, Proyek Genom Nasional pertama ini akan disupervisi oleh Kemenkes dan dilaksanakan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), pusat edukasi dan institusi kesehatan terbesar se-Indonesia sekaligus pusat dari laboratorium molekuler terdepan yang telah dikenal akan kualitas, teknologi, dan sumber dayanya.
MGI Tech Co. Ltd. (MGI) dengan bantuan mitra lokal strategisnya, PT Bakti Energi Abadi, akan menghadirkan alur kerja berdasarkan sequencer genetik ultra-high-throughput DNBSEQ-T7RS, sistem otomatisasi MGISP-960RS dan MGISP-NE384RS, dan platform data ZTRON LITE.
“Inisiatif ini tidak hanya akan membawa dampak yang signifikan pada ilmu genomika, penelitian biomedis, dan bioinformatika pada lima tahun ke depan, tapi juga akan meningkatkan kemampuan dan talenta bioteknologi lokal, menciptakan kolaborasi baru, dan memajukan teknologi biomedis di Indonesia,” kata General Manager MGI Asia Pacific Dr. Roy Tan.
BACA JUGA:
Proyek ini menargetkan pengumpulan sampel biologis serta mengkurasi 10.000 data genom masyarakat Indonesia dalam dua tahun ke depan untuk memperbanyak wawasan dan memetakan varian data genom dari populasi penduduk Indonesia yang memiliki penyakit prioritas yang telah ditentukan sebelumnya.
Hasil penelitian ini akan dimanfaatkan untuk penelitian dan pengembangan pengobatan pada enam kategori penyakit utama, yaitu; kanker, penyakit menular, penyakit otak dan neurodegenatif, penyakit metabolik, gangguan genetik, dan penuaan.