Presiden Yoon Suk-yeol Sebut Korea Selatan Siap Aktif Berkontribusi dalam Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Baru Indonesia di Kalimantan
Presiden Joko Widodo bersama Presiden Yoon Suk-yeol(Sumber: BPMI Setpres/Laily Rachev)

Bagikan:

JAKARTA - Indonesia dan Korea Selatan sepakat memperluas kerja sama kedua negara, terkait pembangunan ibu kota baru di Pulau Kalimantan, menggantikan Jakarta, membuka peluang perushaan Negeri Ginseng untuk berpartisipasi aktif, saat Presiden Yoon Suk-yeol menerima kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Seoul, Kamis.

Kedua negara menandatangani perjanjian pada tahun 2019 untuk bekerja sama dalam proyek ambisius senilai 32 miliar dolar Amerika Serikat, di mana Indonesia akan memindahkan ibu kotanya ke Nusantara di Kalimantan. Belum ada kerangka waktu yang diumumkan untuk penyelesaiannya.

Perjanjian baru "meletakkan dasar bagi perusahaan kami untuk secara aktif berkontribusi dalam membangun infrastruktur ibu kota baru Indonesia, pemerintahan elektronik dan sistem kota pintar," kata Presiden Yoon pada konferensi pers bersama, melansir Reuters 28 Juli.

Sementara, Presiden Jokowi mengatakan kedua negara sudah memulai kemitraan dalam pengembangan ibu kota baru, termasuk di bidang konstruksi dan pasokan air.

Lebih lanjut, Presiden Yoon mengatakan Korea Selatan dapat berbagi pengalamannya dari membangun kota administratif Sejong, yang secara resmi diluncurkan pada tahun 2012.

Selain masalah pembangunan ibu kota baru, Presiden Jokowi juga mendorong kemitraan investasi dengan Korea, khususnya dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia, termasuk proyek industri baterai terintegrasi dengan industri pertambangan dan baja otomotif.